Page 29 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 29
Cancel Culture Sebagai Senjata Moral
Fenomena ini menarik karena banyak yang
merasa cancel culture adalah wujud dari
“kekuatan rakyat”. Netizen percaya mereka
sedang menegakkan moral, melawan
ketidakadilan, atau membela yang lemah.
“Kalau dia salah, wajar kita batalkan.”
“Publik figur harus siap dikritik.” “Kita punya hak
untuk tidak mendukung orang yang tidak layak.”
Alasan ini terdengar masuk akal. Namun,
masalahnya adalah: siapa yang berhak
menentukan benar dan salah? Apakah jutaan
komentar di dunia maya lebih sahih daripada
proses hukum atau dialog sehat?
Cancel culture pada akhirnya sering hanya
menjadi pelampiasan amarah kolektif. Bukan
soal benar atau salah, tapi soal siapa yang
sedang jadi target.
Berhenti Menjadi Hakim Layar| 29

