Page 32 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 32

menghukum secara kolektif. Ketika seseorang

               jatuh, netizen merasa menang. Ada sensasi
               bahwa keadilan ditegakkan.

               Namun,       mari    jujur:   apakah      benar    kita

               membatalkan seseorang demi keadilan, atau

               hanya demi hiburan? Bukankah sering kali

               cancel culture terasa seperti tontonan massal,
               di mana orang menikmati drama kejatuhan

               orang lain?

               Inilah sisi gelap cancel culture: ia memberi rasa

               kuasa bagi mereka yang sebenarnya tidak

               berdaya di dunia nyata. Dengan satu komentar,
               mereka merasa menjadi bagian dari perubahan

               besar. Padahal, yang berubah hanyalah nasib

               orang yang mereka hujat.



               Dari Keadilan ke Kekejaman

               Cancel culture bisa jadi lahir dari niat baik—
               ingin menegakkan moral, ingin menghukum

               yang salah. Tapi dalam praktiknya, ia sering


                                   Berhenti Menjadi Hakim Layar| 32
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37