Page 26 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 26
Mereka melanjutkan hidup, pindah ke kasus
baru, meninggalkan puing-puing yang pernah
mereka buat.
Sosmed telah menjadi arena persidangan
tanpa aturan. Persidangan yang kejam, instan,
dan tak memberi ruang keadilan. Persidangan
yang membuat siapa saja bisa menjadi
terdakwa, kapan saja, tanpa peringatan.
Maka pertanyaannya: sampai kapan kita
membiarkan layar menjadi ruang penghakiman
yang tak terkendali? Apakah kita akan terus
menikmati drama persidangan semu ini, atau
berani berkata: cukup, berhenti jadi hakim layar?
Bab berikutnya akan mengajak kita menyelami
lebih dalam tentang budaya cancel culture dan
mengapa penghakiman massal begitu mudah
terjadi di era digital.
Berhenti Menjadi Hakim Layar| 26

