Page 4 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 4
Bab 1: Prolog – Berhenti Jadi Hakim
Layar
Hari ini, hampir setiap orang memegang gawai
di tangannya. Dari bangun tidur hingga kembali
ke ranjang, layar menjadi sahabat paling setia.
Kita menatapnya, menyentuhnya, bahkan
merasa kehilangan bila sehari saja tidak
membukanya. Media sosial telah menjelma
menjadi “dunia kedua” tempat manusia modern
menghabiskan sebagian besar waktunya.
Di dunia ini, setiap orang bisa menjadi siapa
saja. Ada yang tampil dengan wajah asli, ada
yang bersembunyi di balik akun anonim. Ada
yang berperan sebagai penghibur, ada yang
jadi komentator, ada pula yang menjelma
menjadi hakim—hakim layar. Hakim yang tidak
pernah mengenakan toga, tidak duduk di kursi
persidangan, tapi memiliki palu yang lebih
tajam dari hukum: komentar.
Berhenti Menjadi Hakim Layar| 4