Page 5 - Novel non fiksi-BERHENTI MENJADI HAKIM LAYAR-
P. 5

“Berhenti jadi hakim layar.” Kalimat itu bukan

               sekadar seruan, tapi juga jeritan hati dari
               mereka yang pernah menjadi korban hujatan.

               Mereka yang dihancurkan harga dirinya hanya

               oleh serangkaian kata kasar. Mereka yang

               reputasinya diruntuhkan oleh komentar netizen

               yang merasa paling benar. Mereka yang
               kehidupannya       di   dunia    nyata    terguncang

               karena keputusan sepihak yang dijatuhkan di

               dunia maya.



               Dunia Tanpa Aturan Jelas

               Di ruang pengadilan sungguhan, ada aturan
               yang jelas. Ada hakim, ada jaksa, ada pembela,

               ada bukti, ada prosedur, dan ada ruang untuk

               terdakwa membela diri. Namun, di dunia layar?

               Tidak ada itu semua. Yang ada hanyalah opini,

               dugaan, gosip, dan asumsi.
               Di media sosial, seseorang bisa dijatuhi “vonis”

               hanya karena satu potongan video berdurasi 15


                                     Berhenti Menjadi Hakim Layar| 5
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10