Page 5 - Sinar tani Edisi 4033
P. 5
5
Edisi 3 - 9 April 2024 | No. 4033 Tahun LIV
Berjibaku
di Hulu
Usaha peternakan ayam di dalam
negeri kerap menghadapi pasang
surut. Para peternak, khususnya
peternak mandiri bukan hanya
harus menghadapi tantangan
dalam mengelola ternaknya dengan
baik. Mereka juga harus berjibaku
mengatasi fluktuasi pasar, karena
harus bersaing dengan perusahaan
intergrator.
ahkan dalam beberapa
tahun belakangan kondisi
perunggasan, khususnya
broiler mengalami
kelesuan. Terlihat kian Hewan, peternak mandiri dipastikan rakyat dan mandiri. Diantaranya usaha peternak ayam mandiri, serta
Bberkurangnya jumlah makmur,” tegasnya. menurut Ketua KPUN Alvino Antonio, seluruh pelaku perunggasan pada
peternak ayam mandiri dalam 10 Dalam undang-undang itu, ia karena persaingan yang tidak sehat, umumnya. ”Menteri Pertanian harus
tahun belakangan. Data Komunitas melihat industri atau perusahaan kemudian harga jual live bird (LB) mengubah kebijakan mengenai
Peternak Unggas Nasional (KPUN), besar justru diberikan izin budidaya yang rendah, isu negatif terkait impor GPS. Sedangkan Bapanas
pada tahun 2000 jumlah peternak atau produksi. Artinya, atas nama over supply demand turun, serta mengeluarkan kebijakan penyerapan
rakyat atau mandiri sekitar 2 juta investasi, pemerintah membolehkan persaingan pasar dalam negeri dan pelaku usaha perunggasan menjadi
peternak. Namun pada 2023 perusahaan integrator terjun ke pasar global. CPP, serta KPPU mengawasi praktek
jumlahnya turun drastis hanya budidaya. Padahal sebelumnya, Selain itu menurutnya, belum kartel produksi dan harga ayam,”
tinggal 170 ribuan peternak rakyat budidaya hanya dilakukan peternak adanya kejelasan supplay demand, harapnya.
dan mandiri yang tersebar di seluruh mandiri. efisiensi yang tidak efisien, Sekjen GOPAN (Gabungan
Indonesia. “Ketika itu, pabrik pakan hanya industrialisasi integrasi vertical, serta Organisasi Peternak Ayam Nasional),
Bagi peternak mandiri seperti menjual pakan, breeding hanya ambruk dan matinya pengusaha Sugeng Wahyudi berharap konsep
Kholiq, peternak broiler, bahkan layer menjual bibit dan budidaya mandiri akibat usaha ekonomi integrator horizontal untuk peternak
di Tanah Air masih belum merdeka. diserahkan ke peternak rakyat. Saat biaya tinggi tanpa ada kepastian rakyat bisa dilakukan. “Ini memang
Contohnya di pakan jagung, peternak itu, semuanya makmur, semuanya keuntungan usaha. bukan konsep baru, tetapi memang
terus menjerit soal ketersediaan hidup. Ketika semua dibuka boleh “Saat ini peternak mandiri dan belum terimplementasi dengan
jagung. Karena itu, ia berharap berbudidaya, habislah peternak rakyat dibebankan dengan biaya baik. Tetapi pertanyaannya, apakah
pemerintah bisa menyediakan rakyat,” keluhnya. yang tinggi, karena inputnya yang institusi maupun pemerintah
jagung untuk pakan ternak dalam Karena itu, Wismarianto berharap tinggi. Salah satu penyebabnya sanggupkah mengawal konsep
jangka waktu lama agar tidak pemerintah untuk melakukan adalah jagung. Bahkan kemarin ini? Saya yakin konsep ini bisa
mempengaruhi harga ayam. intervensi terhadap kondisi peternak akibat kelangkaan bahan baku menyejahterakan semuanya,”
“Harga jagung sempat mencapai ayam. Salah satunya pemerintah bisa tersebut ayam kami sempat puasa,” katanya.
Rp 10 ribu/kg, sehingga membuat mempengaruhi harga live bird (Lb) di ungkapnya. Namun di sisi lain Sugeng
biaya produksi ternak ayam tingkat peternak rakyat. Karena itu, ia berharap perlu mengakui, integrasi horizontal
meningkat tajam. Jagung jangan “Masa harga Lb cuma Rp 17-18 adanya alternatif solusi yang merupakan tantangan bagi peternak
dibatasi untuk peternak mandiri, ribu/kg, sementara harga pakan bisa dilakukan. Misalnya, segera rakyat, karena hanya satu subsistem
kalau mau dibatasi untuk peternak sudah menyentuh Rp 9.500/kg dan mengimplementasikan sistem yang dilakukan yakni usaha budidaya.
besar saja. Peternak yang hanya DOC sudah Rp 5.500/ekor,” tuturnya closed loop dari pelaku usaha sampai Dengan demikian, pelaku usaha
memiliki 1.000-2.000 ekor ayam seraya menegaskan, sebenarnya konsumen. Selain itu, menyatukan visi budidaya hanya melakukan usaha
kadang susah mendapatkan, malah pemerintah sudah mengetahui misi antara peternak pembudidaya budidaya. Sedangkan yang memiliki
mau dibatasi,” tutur peternak broiler masalah yang dihadapi peternak unggas atau pelaku dan pengusaha pabrik pakan, hanya memproduksi
asal Kediri Jawa Timur ini. ayam. mandiri membuat usaha terintegrasi pakan. Dengan demikian, masing-
Ketua Perhimpunan Peternak “Pemerintah perlu berikan horizontal. masing usaha bisa hidup.
Unggas Nasional (PPUN), perlindungan bagi peternak kecil Solusi lainnya, kredit lunak dan “Cara ini sekaligus menjawab
Wismarianto juga mengeluhkan (rakyat), kalau mereka hidup Insya subsidi sapronak bagi peternak bagaimana Pemerintah melindungi
kondisi peternak mandiri yang Allah berkah. Kalau yang besar mandiri dan peternak rakyat. Selain peternak rakyat kita. Karena
sulit untuk mandiri. Terlihat selama (perusahaan), tanpa dilindungi pun itu, perlunya Bulog dan BUMN selama ini yang diperhatikan
lima tahun berturut-turut peternak mereka sudah punya modal dan Pangan menyerap produk peternak hanya komoditasnya (ayam) bukan
broiler, khususnya peternak mandiri fasilitas,” katanya. pembudidaya unggas atau pelaku pelakunya (peternak rakyat).
sudah merugi. “Apa ada yang salah dan pengusaha mandiri. Pertanyaannya kini, sanggupkah dan
disini? Dulu sebelum terbit Undang- Tantangan dan Solusinya Alternatif solusi lain ialah Presiden maukah kita sebagai peternak rakyat
undang Nomor 18 Tahun 2009 Banyak tantangan yang dialami mengeluarkan kebijakan yang dapat menjadi integrator horizontal?”
tentang Peternakan dan Kesehatan pelaku dan pengusaha unggas membantu menghidupkan kembali tegasnya. Gsh/Yul