Page 63 - MODUL SUFA REVISI
P. 63

penting lainnya yang berpuncak dengan digelarnya KMB, Belanda akhirnya resmi

               menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia secara penuh pada 27 Desember 1949.


               3.     Pertempuran Di Surabaya

                       Di  tahun  1945,    pasukan  Belanda  dengan  membonceng  pasukan  sekutu
               kembali  ingin  memasuki  Indonesia.  Kedatangan  mereka  kembali  ke  Indonesia

               karena  keinginannya  untuk  masih    memperlakukan  Indonesia  sebagai  Nederland

               Indie,    yaitu,    daerah  jajahan  yang  tetap  berada  Yang  tetap  berada  ada  di  bawah

               kekuasaan pemerintah Belanda.  kedatangan pasukan Belanda ini segera disambut

               para  pejuang  dengan  perlawanan  sengit    di  berbagai  daerah.    perlawanan  ini
               dimaksudkan untuk menahan masuknya kembali  bala tentara Belanda ke tanah air,

               karena para tokoh bangsa  dan pejuang saat itu telah sepakat untuk  mengobarkan

               pertempuran di seluruh front guna mempertahankan kemerdekaan Indonesia.


                       Dalam  rangkaian  perlawanan  itu,    Batalyon  9  Bondowoso  turut  berperan

               dengan mengirimkan 2 (dua)   kompi pasukannya ke front            pertempuran Surabaya

               yang ditastiskan  pada komandan CTC Kolonel Soerodjo.  Mereka, bahu membahu

               dengan para pejuang lainnya, berjuang mengusir pasukan Belanda yang berusaha
               menduduki  Surabaya.  pertempuran  demi  pertempuran  mereka  hadapi  dengan

               gagah berani serta semangat tinggi, dan,  pertempuran  di Kettel Surabaya Batalyon

               Kehilangan Sersan Achmad dan Katjoong, Kopral Miskari dan Prajurit Dahim yang

               tewas tertembak musuh. Kendati  korban telah jatuh,  semangat pasukan tetap tinggi

               dan  perlawanan  terus  dilanjutkan  anggota  Batalyon  bersama  pasukan-pasukan
               lainnya.



                       Kedua Kompi pasukan ini hanya sempat bertugas selama 3 (tiga)  bulan di

               Surabaya.    mereka  kemudian  ditarik  kembali  ke  Bondowoso  menyusul  terjadinya
               bentrokan anggota-anggota partai politik di Bondowoso.  Anggota kedua Kompi ini

               kemudian  bergabung  ke  Batalyon  untuk  Membantu  pengamanan  kota  serta  tetap

               secara  rutin  melakukan  latihan-latihan  keprajuritan  lainnya.  sebagai  ganti  kedua

               Kompi  ini  kemudian  dikirim  pasukan  dari    BPRI  (Barisan  Pemberontak  Republik






                                 E-MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS INKUIRI  56
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68