Page 136 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 136

terbuka,  perempuan  tua  pemilik  rumah  kembali  dari  da-

               pur.
                 ”Ayo masuk, anak-anak.”
                 Ily,  Seli,  dan  Ali  saling  tatap.  Mereka  pasti  juga  tidak
               menduga  siapa  yang  akan  muncul.  Aku  melangkah  lebih
               dulu, menyeka sepatuku di atas keset.

                 Perempuan  tua  itu  menyerahkan  empat  handuk  kering
               kepada kami. Aku menyeka rambut panjangku yang basah,
               karena  hanya  itu  yang  basah.  Tubuh  kami  sudah  kering.
               Pakaian yang diberikan Ilo punya teknologi itu, bisa cepat
               kering.

                 ”Silakan duduk. Anggap saja rumah sendiri,” perempuan
               tua  itu  ramah  menyuruh  kami.  ”Sebentar,  minuman
               hangatnya hampir siap, akan kuambil.”
                 ”Siapa  dia?”  Ali  bertanya,  berbisik,  saat  pemilik  rumah
               kembali ke dapur.

                 ”Entahlah.  Tapi  yang  jelas  dia  bukan  monster  atau
               raksasa.” Aku mencoba bergurau—meniru Ali sebelumnya.
                 Ali nyengir, mengelap wajahnya.
                 Kami  menatap  sekitar,  menyelidik.  Ruangan  ini  hangat
               dan nyaman. Ada banyak hiasan kayu, rotan, manik-manik,

               dan rajutan di dinding. Semua tertata rapi. Meja dan kursi
               terbuat dari potongan kayu dan anyaman bambu. Ada vas
               besar  di  atas  meja,  dengan  bunga  berwarna  kuning  di
                 dalamnya. Gemeletuk nyala perapian terdengar, dari sanalah
               rasa hangat datang. Aku baru menyadari serangga apa yang

               mengikuti  kami  sejak  tiba  di  padang  perdu:  lebah.  Ada

                                         136




       Isi-Bulan-2b.indd   136                                       2/10/2015   4:12:22 PM
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141