Page 153 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 153

”Aku tidak tahu. Tapi itu pasti hewan buas,” jawabku.

                  ”Kita harus bergegas pergi dari sini, Ra,” Ali yang masih
               di  atas  harimaunya  mengingatkan. ”Apa  pun  itu,  bisa  saja
               mereka masih berkeliaran di sini.”
                  Langit-langit hutan yang remang seketika terasa tegang.
               Ali benar, kami harus pergi.

                  Tapi langkah kakiku terhenti. Seli memegang lenganku,
               mendongak.
                  Di atas dahan-dahan besar, dari balik daun-daun rimbun,
               bermunculan  hewan  yang  kami  khawatirkan.  Jumlahnya
               banyak,  ada  puluhan.  Kawanan  penguasa  pohon,  gorila.

               Tubuh  mereka  tinggi  besar,  dengan  tangan-tangan  kekar,
               lebih  besar  dibanding  gorila  yang  kukenal.  Kawanan  itu
               menatap  kami  tajam,  mulai  berseru-seru,  menepuk  dada,
               berteriak, membuat ramai. Hewan ini jelas tidak suka kami
               melewati  teritorialnya,  mungkin  itulah  yang  membuat

               mereka menyerang kontingen sebelumnya.
                  ”Kembali ke harimau, Ra, Seli!” Ily berseru, meloloskan
               tombak  perak.  Tombak  itu  diketukkan  sekali  ke  bawah,
               langsung memanjang dua kali lipat.
                  Aku  dan  Seli  bergegas  hendak  kembali  ke  atas  hari-

               mau.
                  Baru  setengah  jalan,  salah  satu  gorila,  sepertinya  pe-
               mimpin kawanan, melenguh nyaring, memberi tanda untuk
               menyerang. Gorila itu dengan buas melompat turun, puluh-
               an gorila lain menyusul.

                  Seli berseru panik, seekor gorila menerkamnya.

                                          153




       Isi-Bulan-2b.indd   153                                       2/10/2015   4:12:23 PM
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158