Page 158 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 158

mengejar. Sebagian berlarian di dasar hutan, sebagian lagi

               lompat  dari  dahan  ke  dahan.  Suara  teriakan  mereka
               membuat  langit-langit  hutan  ingar-bingar.  Aku  dan  Seli
               bergantian mengirimkan pukulan. Itu cukup menahan laju
               kawanan gorila.
                 Lima  belas  menit  kemudian  barulah  kami  benar-benar

               berhasil  meloloskan  diri.  Suara  teriakan  marah  kawanan
               gorila  semakin  tertinggal  di  belakang—kemudian  benar-
               benar hilang.
                 Kami berhenti di dekat sungai kecil, masih tersengal oleh
               perasaan tegang. Kami melompat turun dari harimau.

                 ”Kalian baik-baik saja?” Ily bertanya.
                 Aku mengangguk, juga Seli. Ali terlihat memar di pipi,
               bersungut-sungut, ”Gorila  sialan  yang  merampas  pemukul
               kastiku itu sempat menampar pipiku.”
                 Aku menahan tawa, setidaknya Ali baik-baik saja, hanya

               memar. ”Itu  akan  jadi  cerita  hebat  sepulang  ke  kota  kita,
               Ali. Tidak setiap orang pernah ditampar gorila.”
                 Seli  tertawa  duluan—mungkin  dia  membayangkan  dra-
               ma  Korea  yang  sering  ditontonnya,  ketika  tokoh  utama
               cowok  ditampar  pipinya  oleh  tokoh  cewek.  Itu  adegan

               lazim.
                 ”Semoga kontingen penunggang cerpelai tidak apa-apa.”
               Ily mengembuskan napas, meraih tabung air minumnya.
                 Aku mengangguk. Tapi jika melihat kondisi cerpelainya,
               kemungkinan itu kecil. Av benar, Hana juga benar, kompe-

               tisi ini berbahaya.

                                         158




       Isi-Bulan-2b.indd   158                                       2/10/2015   4:12:23 PM
   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162   163