Page 223 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 223
lengang. Kami mengeluarkan harimau dari gudang. Empat
harimau itu menggerung pelan, senang bertemu tuannya
lagi—dengan perut kenyang.
”Aku suka dengan hewan tunggangan kalian.” Mena-tara-
nata II tersenyum, memimpin kami melangkah di
jembatan-jembatan kayu, menuju daratan rumput basah.
”Aku belum pernah melihat harimau putih. Hewan itu
langka sekali.”
Setiba di luar perkampungan, aku hendak bertanya
apakah Mena-tara-nata II akan berjalan kaki. Sebelum sem-
pat bertanya, Mena-tara-nata II memasukkan dua jarinya
ke mulut, membuat siulan panjang dan melengking, seperti
memanggil sesuatu. Aku dan Ily saling toleh.
Satu menit berlalu, dari balik pepohonan dekat per-
kampungan nelayan, muncul seekor macan tutul. Ia berlari
cepat mendekat. Warna kulitnya sama seperti macan tutul
yang kuketahui, tapi yang satu ini lebih besar, setinggi
harimau kami. Ekornya lebih panjang.
”Kemarilah, Kawan.” Mena-tara-nata II tertawa, me-
lemparkan seekor ikan besar.
Macan tutul itu melompat-lompat riang, segera menyam-
bar ikan besar. Mena mengelus-elus leher macan tutul saat
hewan itu menghabiskan makanannya.
”Ini hewan tungganganku,” Mena-tara-nata II menjelas-
kan. ”Ia tidak memakai pelana apa pun. Aku tidak pernah
memeliharanya di rumah. Ia tetap hewan liar. Kapan pun
aku membutuhkannya, aku tinggal bersiul. Ia akan datang
223
Isi-Bulan-2b.indd 223 2/10/2015 4:12:24 PM