Page 338 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 338
”Belok kiri!” aku memutuskan.
Tiga harimau berbelok tajam, kaki-kakinya men-
cengkeram dasar lorong. Kami terus berlari. Tikus-tikus itu
ikut berbelok ke kiri. Dua ratus meter berlari di lorong itu,
Seli tiba-tiba berseru, ”Lorongnya buntu, Ra!” Tangannya
yang menyala terang menyinari ujung lorong. Aku me-
ngeluh tertahan. Aku keliru mengambil persimpangan, se-
harusnya aku belok kanan.
”Apa yang akan kita lakukan?”
Aku belum tahu. Tikus-tikus itu terus mengejar, dan be-
berapa meter di depan kami, kami tidak bisa maju lagi.
Lorong itu mentok, menahan laju kami.
Napasku menderu kencang. Aku mengangkat tanganku,
membalik posisi harimau, bersiap, juga Ali, mencengkeram
pemukul kastinya. Kami tidak punya pilihan selain me-
lawan.
Enam tikus mendekat, suara mereka mendecit-decit
marah. Taringnya yang sebesar betis terlihat mengilat.
Saat aku bersiap memukul ke depan, memulai pertempur-
an, Seli punya solusi lebih baik. Entah dari mana Seli me-
mikirkannya, tiba-tiba dia membuat cahaya sarung tangan-
nya menjadi terang berkali-kali lipat, menyilaukan mata,
seperti ada lampu sorot.
”Ikuti aku, Ra! Ali!” Seli berseru, dia menggebah hari-
maunya, belari menuju tikus-tikus itu.
Apa yang akan dilakukan Seli? Kenapa dia malah me-
nyambut tikus-tikus itu?
338
Isi-Bulan-2b.indd 338 2/10/2015 4:12:26 PM

