Page 350 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 350

Ily mengangguk, mengurangi kecepatan harimaunya.

                 Di  tepi  padang  sabana  terlihat  oasis  terakhir  sebelum
               masuk  hutan.  Perjalanan  melintasi  hutan  tidak  semudah
               padang  rumput,  akan  lebih  baik  jika  perut  kami  sudah
               kenyang.  Kami  juga  tidak  tahu  apa  yang  menghadang  di
               hutan, kemungkinan tidak bisa istirahat.

                 Ali  membuka  ransel,  memberikan  jatah  empat  buah
               ”mangga”  terakhir,  menu  makan  malam.  Sekeliling  kami
               mulai gelap. Langit dipenuhi bintang gemintang dan bulan
               bundar.
                  ”Jika bunga matahari itu benar mekar di Kota Ilios, kita

               harus memikirkan di mana persisnya, Ra,” Ily yang duduk
               di sebelahku mengingatkan.
                 Aku mengangguk, sejak tadi aku sudah memikirkan soal
               itu.  Kota  Ilios  luas  sekali.  Bunga  itu  bisa  mekar  di  mana
               saja,  di  taman  kota,  di  halaman  rumah  penduduk,  atau

               malah mekar di tepi jalan—tidak disadari orang-orang yang
               melintas.
                 ”Setidaknya kita tiba dulu di Kota Ilios. Sesampainya di
               sana, Ra pasti tahu di mana bunga itu mekar, saat melihat
               kerlap-kerlip cahaya lampu kota. Bukankah begitu, Ra?”

                 Aku  mengangguk  lagi.  Seli  benar,  sejauh  ini,  begitulah
               caraku mengetahui petunjuk-petunjuk sebelumnya, dengan
               menatap cahaya yang bersinar dalam gelap, dan cahaya itu
               bicara padaku.
                 ”Apakah  kamu  akan  memetik  bunga  matahari  itu,  Ra?”

               Ali bertanya, menghabiskan buahnya.

                                         350




       Isi-Bulan-2b.indd   350                                       2/10/2015   4:12:26 PM
   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354   355