Page 354 - D:\TAHUN AJARAN 2021 - 2022\software\bulan tereliye\
P. 354
”Kakiku kebas. Aku harus duduk meluruskannya.”
Aku turun dari pelana, membantu Seli duduk.
”Kamu baik-baik saja, Sel?”
Seli mengangguk. ”Tapi lututku seperti mati rasa. Boleh
aku istirahat, Ra?”
Aku tahu masalah Seli, kami sudah lelah. Hampir
sembilan hari kami melakukan perjalanan.
”Tentu saja boleh, Sel.” Aku tersenyum. ”Kita sudah
hampir sampai. Lihat, Sel! Kota Ilios.”
Seli mengangguk, ikut tersenyum.
Kami hanya perlu menuruni lereng, berjalan dua kilo-
meter lagi, maka kami tiba di gerbang kota. Penjaga akan
menyambut kami, penduduk akan bersorak-sorai. Entah di
mana besok pagi bunga matahari itu mekar, setidaknya
kami berhasil menuntaskan perjalanan.
Ily duduk di samping Seli, membantu mengurut lutut
Seli yang mati rasa.
Aku berdiri, menatap ke bawah. Ali ikut berdiri di se-
belahku.
”Jutaan kerlap-kerlip yang bersinar dalam gelap,” Ali ber-
gumam.
Aku mengangguk, menyeka wajah yang basah. Inilah
akhir perjalanan.
”Kamu masih punya air, Ali?”
Ali meraih ranselnya, merogoh-rogoh, menyerahkan
tabung.
”Ini bukan tabung air, Ali. Ini botol madu dari Hana.”
Aku menggeleng.
354
Isi-Bulan-2b.indd 354 2/10/2015 4:12:26 PM

