Page 2 - My FlipBook
P. 2
AKU ADALAH SEORANG ISTRI PLANTER (PART 1)
Mengawali hidup bersama di kebun kelapa sawit yang jauh dari pusat administrasi dan
perbelanjaan adalah sebuah sensasi tersendiri. Akses jalan yang sulit dilalui serta resiko
kejahatan yang mungkin terjadi karena sepinya medan di mana akses jalan satu-satunya berada
di tengah belantara kelapa sawit merupakan tantangan yang menyulitkanku untuk mencoba
adrenalin, baca saja'nekad bukan tekad'. Jadilah dunia kebun adalah kehidupan baruku
mendampingi pujaan hati sebagai seorang planter muda ' asisten kebun'.
Bertugas di sebuah kebun 'PT. Supra Matra Abadi' Asian Agri Group, Kebun Aek
Nabara, Labuhan Batu, Sumatera Utara, tepatnya di Afdeling 3, S. 3, Pondok Matra,
memberikan kenangan tersendiri. Lebih-lebih, kami mendapat fasilitas dan kenyamanan
berupa rumah besar gaya Belanda berikut perabot lengkap, ART, Tukang kebun, Area Taman
yang luas, penjagaan Security 24 Jam dan fasilitas penerangan serta air tanpa kami harus bayar
alias gratis. Bak ada di surga dunia.... waktu itu..... Nikmat mana lagi yang kamu dustakan???
Tak cukup nikmat itu, Allah SWT memberikan peluang aku mendampingi seorang
planter berprestasi ' Asisten terbaik se- Sumatera Utara’ di tahun kedua, ketiga, dan keempat.
Maasyaa Allah, kami diberi kesempatan untuk mendapatkan 10 bulan gaji dari President
Special Award (PSA) Asian Agri. Lengkap sudah.......
Jika Allah SWT sudah berkehendak.... tak ada satupun manusia yang dapat
menghalangi..... Tak usah sombong, cukup syukuri nikmat Ilahi..... Alhamdulillah....
Tahun berikutnya kuiringi kepindahan planterku ke sebuah kebun yang lebih jauh lagi,
sebuah kebun dengan kualitas kebun terburuk di Sumatera Utara, KNU-Kebun Negeri Lama
Utara-PT. Hari Sawit Jaya, Asian Agri Group, Negeri Lama, Sumut. Subhaanallah..... Allah
SWT mendamparkan planterku di kebun yang memberikan pengalaman luar biasa kerasnya.
Baik kondisi lapangan maupun tabiat dan mentalitas pekerjanya. Masih jelas diingatanku, suatu
hari sepulang kerja, waktu itu selepas maghrib, planterku mengasah parang setajam-tajamnya,
gak biasanya_pikirku, ah... mungkin memang ada perlu karena ketika kutanya demikian
jawabnya 'ada perlu & gak apa-apa'. Esok hari, masih pagi buta n gelap selepas subuh,
planterku sudah rapih dengan seragamnya- hal yang gak biasanya- dah pamit untuk berangkat
kerja. Kok pagi sekali? Jawabnya 'iya'. Gak ada feeling macam-macam, aku berbenah dan
mengurus 2 anak kami yang masih balita. Jam menunjukkan angka 08.00, planterku belum
pulang, baru ketika jam sudah di angka 10. 15, suara motor Mega Pro-nya memasuki area
halaman rumah. Setelah berucap salam, planterku masuk dan bersantap. Hanya diam.... dan
pamit pergi setelah menyelesaikan makannya.