Page 5 - My FlipBook
P. 5

Masih ada 30 menit lagi dari jadwal tes dimulai. Dan kami sudah hanpir sampai tempat

               diselenggarakannya test tersebut. SDN XXX Rantauprapat. Sesampainya di tempat, aku heran,
               kok sepi ya? Akhirnya, karena curiga ada yang salah, aku tanya orang yang ada di dekat sekolah

               tersebut. Astaghfirullah….. Benar, aku salah. Yaa Allah, betapa jantungannya. Ternyata kami
               harus balik arah karena tempat ujian itu ada di tengah kota.

                     Sesampainya di tempat test, semua peserta sudah berada di ruangan dan duduk di bangku

               masing-masing, tinggal aku sendiri yang baru memasuki ruangan. Aku langsung menuju kursi
               kosong  di  ujung  belakang  yang  memang  itu  bangku  untukku.  Semua  mata  memandang

               membuat aku semakin tak karuan. Sembari menata diri, menata hati, kutarik nafas dalam-
               dalam, menenangkan pikiran yang menerawang entah kemana. Dan di situlah titik terendah

               pasrahku  padaMU,  Robbii…  Mudahkan,  mudahkan  jalan  ini  jika  ini  adalah  jalan  hamba,

               do’aku dalam hati.
                     Sekitar  2  jam  kutinggalkan  dua  buah  hatiku.  Begitu  keluar  ruang  ujian,  segera  aku

               mencari  bentor  (becak  motor)  untuk  mengantarku  ke  tempat  anak-anak  dan  suamiku
               menunggu.  Aku  sudah  melupakan  apa  yang  baru  saja  terjadi.  Melupakan  soal-soal  yang

               kukerjakan. Melupakan jawaban yang sama dengan yang ada saat aku ikut UMPTN 1996 dulu.
               Melupakan semuannya. Dan jangan pernah berharap diterima, pasrahkan saja pada Yang Maha

               Mengatur Hidup, begitu teringiang-ngiang pesan planterku sebelum memasuki ruangan tadi.

               Yah, tak usah berharap banyak karena planterku tak ijinkan aku untuk belajar materi test.
               Planterku  mengkhawatirkanku  terlalu  berharap  diterima  dan  lulus  test  CPNS  ini  jika  aku

               belajar materi itu. Hemm, ada-ada saja ya, tapi benar juga sih.
                     Bentor sudah mengantarku sampai di tujuan. Suami dan anak-anak sudah bersiap untuk

               pulang. Mereka hanya menunggu kedatanganku. Selebihnya, setelah pamit pada tuan rumah,

               kami langsung kembali ke kebun KNU lagi.
                     Di jalan, sempat suamiku bertanya ‘tadi bisa ngerjakan?’

                     ‘kayaknya sih bisa, la wong soalnya sama persis dengan soal UMPTN 1996 dulu kok.’
               jawabku. ‘Beneran?’ tanyanya heran.

                     ‘Iya, bener’ ujarku menyangatkan.

                     ‘Hanya ada 3 nomor yang berbeda, itu tentang kebijakan otonomi daerah, loyalitas, dan
               pengabdian pada negara’ paparku panjang.

                     ‘Semua sudah ditempuh, tinggal pasrah saja ya’ katanya lagi.
                     ‘Iya’ jawabku lirih.

                     Itulah  dialog  kami  yang  sempat  ada  sepanjang  perjalanan  pulang.  Selebihnya  hanya
               diam, kosentrasi di jalan.
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10