Page 10 - My FlipBook
P. 10
(handytalky) yang selalu stand by di mobil, kami minta untuk dibukakan pintu portal segera.
Setelah mobil kami melintas, portal ditutup kembali.
Sejenak mobil berhenti dan planterku memberi instruksi,
‘Di belakang ada motor yang mengejar kami, tolong amankan’
‘Siap, Pak,’ jawabnya cepat.
Selanjutnya, kami tidak tahu apa yang terjadi. Kami terus melaju pulang. Hanya dari
jauh, kulihat motor itu terhenti karena portal tidak dibuka. Naas benar malam itu. Biasanya
kami pergi bersama supir, tapi karena ini adalah acara informal keluarga, kami tidak
memintanya untuk ikut serta.
Kejadian itu menyisakan tanya, trauma, dan rasa takut terutama pada dua buah hatiku
yang nampak masih enggan menjauh dari dua lenganku sampai akhirnya kami masuk ke rumah
dan terlelap tidur.
Esoknya baru aku tahu bahwa pemuda itu adalah warga kampung sebelah yang minta
kerja di kebun. Karena satu dan lain hal, kebun tidak bisa menerimanya. Dan malam kejadian
itu, dia dalam pengaruh minuman keras. Duuhhh, bikin gara-gara saja.
****
Selain masalah yang kami hadapi, Kebun Cisadane- biasa kami menyebutnya, adalah
surga kedua. Fasilitasnya serupa dengan apa yang kami dapatkan di kebun PT. Supra Matra
Abadi dulu. Semua gratis, hanya makanan pokok saja yang kami siapkan sendiri.
Untuk mencapai jalan raya pun hanya sejengkal saja. Kami sudah tidak mengenal jalan
berdebu yang panjang lagi. Untuk sampai di kota kecamatan, aku tak harus menghabiskan
waktu berjam-jam. Dan di sana kebutuhan keluarga sudah tersedia.
Setiap pagi, sembari berangkat ngajar dan mengantar anak ke sekolah, kupenuhi
kebutuhan dapurku dengan singgah ke pasar terlebih dahulu sebelum pulang. Ada aneka
sayuran segar dan juga beragam ikan yang baru saja ditangkap nelayan di laut. Oya, kota
kecamatan yang aku maksud adalah Kota Negeri Lama. Sebuah kota kecil di bantaran Sungai
Berombang yang langsung bermuara ke laut lepas. Panenan nelayan biasanya adalah lobster
besar dan aneka jenis ikan sungai yang gurih rasanya.
Oya, aku mengabdi menjadi seorang guru di sebuah sekolah negeri di kota kecamatan.
Aku rela menjalaninya walau tanpa bayaran sekali pun karena aku sangat berharap dengan
surat keterangan, rekomendasi dan juga permohonan mengajar yang aku ajukan, SK CPNS
menugaskan aku di SMA Negeri ini. Sebuah sekolah negeri terdekat dari rumahku di Cisadane.
Namun rencana tinggal rencana, Tuhan yang mengatur alur hidup kita. SK CPNS ku
menempatkanku mengajar di SMKN 1 Rantauprapat, sebuah sekolah negeri di tengah kota
Kabupaten Labuhanbatu. Kota yang jauh dari Cisadane tentunya. Sekolah yang sebenarnya
menjadi incaran banyak orang. Namun tidak bagiku. Harapan untuk bisa mendampingi dan
mengurus keluarga sekaligus melaksanakan tugas sebagai abdi negara hilang sudah. Dan dari
sini babak baru LDR (long distance relationship) dimulai.