Page 33 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 33

Residentie  Gerecht  diketuai oleh  Asisten  Residen;  anggota-
                 nya:  Marsaoleh,..,',Jaksa,  Griffir  dan  Kadli.  ~envewena~
                 mengadili  perkara  orang Belanda,  pegawai tinggi, Marsaoleh,
                 J aksa  dan  perkara kaum  bangsawan pribumi serta anak a tau
                 cucu  raja  yang  diancam  hukuman  di bawah 9 tahun.  Dapat
                 diapel kepada Residen Manado.   ·
                                                                       ,,   (
                 Landraad  diketuai Asisten  Residen;  anggotanya:  Marsaoleh,
                 J aksa,  Griffir  dan  Kadli.  Sebenarnya  lembaga  ini  diketuai
                 oleh  seorang  yang  berijazah  Meester  in  de  Rech ten  tapi -ia
                 berdiam  di  Temate  dan hanya sekali saja ia datang bertugas
                 di  Gorontalo.  Berwewenang  mengadili  perkara  orang  asing
                 dengan  ancaman hukuman- di atas 9 bahun yang dapat cijapel
                 kepada Residen Manado.
            6.   Yustisi yang berkantor di  Makasar. Berwewenang menangani
                 perkara  orang  Belanda  atau  yang  beroleh hak sebagai orang
                 Belanda; juga  para  pegawai  tinggi  (misalnya  Marsaoleh atau
                 J aksa)  termasuk  perkara-perkara  kaum  bangsawan  pribumi
                 ata\11 anak cucu raja yang terancam hukuman di atas 9 tahun.
                 Putusan  lembaga  ini dapat  diapel  sampai  kepada  Gubernur
                 Jenderal.   21 >  Undang-undang  yang  dipergunakan  sebagai
                 dasar pengadilan di atas ialah Undang-undang Hindia Belanda.
                 Di  samping  harus  takluk  ke  bawah  Undang-u.ndang  Hindia
            Belanda  itu,  rakyat  takluk  pula  kepada peraturan-peraturan adat
            istiadat yang mengatur adanya enam  pelanggaran sebagai berikut:.
             1.   Tota/a  lambango,  yaitu kesalahan melanggar wuudu dan adat
                 istiadaf sejenisnya;           '·
            2..  Tota/a lumbulo, yaitu pelanggaran hak-hak raja;
                                                                   -
            3.   Tota/a  bayalo,  yaitu pelanggaran penghinaan terhadap peme-
                 rintah atasan;
            4.   Tota/a  huntalo, . yaitu  pelanggaran  hukum  agama  misalnya:
                 perzinahan dan lain-lain; .
            5.   Tota/a butolo, yaitu melawan pemerintah;
            6.    Tota/a  huta-hutanga,  atau  kesalahan  "sapu  tangan"  yaitu
                 kesalahan kecil-kecil yang dapat didenda dengan sapu tangan
                 saja.
                                                        l,
            21)   Ibid., hal. 6.

            24
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38