Page 34 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 34
Denda dari kelima pelanggaran l sampai dengan 5 masing-
masing setinggi-tingginya 120 real. Jika yang melanggar adalah
raky!t. biasa atau budak maka dendanya dikurangi, tetapi 'jika
pelanggarnya adalah dari golongan wali-wali atau kaum bangsawan
maka I didenda lebih tinggi. Hal ini karena rakyat atau dianggap
sebagai orang bodoh sedangkan wali-wali atau para mongopulu
22
(kaum bangsawan) terhitung orang pandai. >
•
Untuk kelancaran tugas-tugas Marsaoleh maka ia dibantu oleh
seorang Jurutulis (Sekretaris) dan seorang agen polisi yang
diangkat oleh pemerintah. Agen polisi ini dibantu oleh seorang
Mayor, Pahlawan dan seorang Taulio yang masing-masing bertugas
sebagai penjaga keamanan dan sebagai pesuruh. Untuk menangani
adat istiadat, Marsaoleh didampingi oleh seorang Kepala Adat yang
disebut Bate-bate dan atau oleh seorang Wu'u (Kepala Wuudu).
· Setiap keluarga pada masa itu dikenakan pajak tahunan sebesar
f.5,- Kemudian pajak ini dikenakan juga kepada setiap lelaki
berumur 21 tahun sebab ia sudah dianggap dewasa dan mampu
23
memikul beban pajak tahunan sebesar f.5,- tersebut. >
Di Bolaang Mongondow, pada akhir abad 19 terdapat lima
kerajaan yang berpemerintahan sendiri (zelfbestuurendelands-
chappen). Kelima kerajaan tersebut adalah :
l. Kerajaan Bolaang Mongondow di bawah Raja Riedel Manuel
Manoppo (2893 - 1902). lbukotanya ialah Bolaang yang ter-
letak di pesisir Utara. Penggantinya yaitu Raja Datu Cornelis
Manoppo ( 190 l - 1927) memindahkan ibukota ke Koto-
4
bangon di pedalaman. , 2 >
2. Kerajaan Bolaang Uki di bawah Raja Willem van Gobel
(1872 - 1901). lbukota mula-mula ialah Walugu kemudian
Sauk, semuanya terletak di pesisir Utara. Penggantinya yakni
Hasan Iskandar van Gobel (190 l - 1 941) pada tahun 1906
memindahkan ibukota ke Molibagu di pesisir Selatan. 25 >
3. Kerajaan Bintauna di bawah raja Muhamad Turadju Datun-
solang ( 1895 - 1948). Ibukota selalu berpindah-pindah mulai
Fantayo kemudian Minanga akhirnya Pirnpi yang semuanya
22) Ibid., halaman 9.
23) Ibid., halaman 3.
24) Wawancara dengan Suit Abram Sugeha, Kotobangon,'23-9-1978.
25) Wawancara dengan bekas Raja Arie Hasan Gobol Kotabangon, 25-9-1978
25