Page 43 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 43

d.   Sejenis  dengan  tari  kebesaran  yang  dilakukan  oleh  suku
                Bantik  ~inahasa ialah yang disebut tari maupesa. Tarian ini
                ditarikan  oleh pria dewasa, tercliri dari dua babak yang dise-
                but.. sumau,  dan  nopadangsa.  Babakan  sumau  mirip  dengan
               ' kabasaran  yang  juga  dimulai  dan  diakhiri  dengan  gerakan
                penghormatan  tamu.  Babakan  nopadangsa  sebenarnya tidak
                dimaksudkan untuk disuguhkan bagi tamu kecuali jika dimin-
                ta.  Nopadangsa  dilakukan  oleh dua barisan penari yang ber-
                diri  saling  berhadapan  dan  menari  dengan  gerakan  bebas
                yang  menunjukkan  kegembiraan.  Tarian  upesa  ini  dipimpin
                oleh  pemimpin yang disebut kepala  upas.  Aba-aba diberikan
                dalam  bahasa Bantik; Upesa tintudonang (barisan upesa siap),
                pabei tanai' (hadap ke Selatan),  pabe _{a~o' (hadap Utara),
                kotou  makampona  (lompat  ke  depanJ,  kapasakin  (gerakan
                diulangi),  kotou  mukulikudu  (lompat  ke  belakang),  paina-
                wang  (memencar),  pamuku  (berlutut),  pamunakulung  (pe-
                gang  perisai),  posou  bada'  (lepaskan pedang), tengede' (ber-
                diri),  pancaruanei  (berhadap-hadapan), pahidapaeng  (berde-
                katan kembali),'  maporadong  (saling  berpegangan  tangan),
                tamoho'  (pukulkan  tambur),  diakhiri  dengan  aba-aba  nopa-
                dangsa  (menarilah).
                Para  penari  menggunakan  selendang/selempang  (bakata),
                topi  atau  tutup  kepala  dari  bulu-bulu  ayam  Papodong)
                sejenis  kutang  atau  blouse  pendek (lamasi),  cawat  atau  se-
                karang  celana  pendek  dan  baju merah (kapena),  ikat  ping-
                gang  (bileda)  dilengkapi  dengan  pedang  (bada')  atau sejenis
                tombak (gorlo') dan semuanya memakai perisai fkulung).
                Mengenai  seni  sastra  Minahasa  dapat  diberikan  penjelasan
           bahwa  hal  itu mengiringi  seni  musik  dan  seni tari yang ada atau
           dapat  juga  berupa  nyanyian,  pantun  dan  sebagainya.  Beberapa
           contoh seni sastra misalnya dalam:

           a.   Upacara memo hon pimpinan:
                Oh  Opo  Walilan/Tembone  se  mangale-ngalei/Turu'anni lalan
                karondoran/Wo pakatu 'an wo pakalawiren.
                Artinya:
                Ya Tuhan Allah yang Mahatinggi/Tiliklah kami yang berseru
                memohon  kepadaMu/Tunjukkanlah  bagi  kami  jalan  yang
                lurus  dan  benar/Peliharakanlah  kami  dengan  berkat  sampai
                di hari tua dan panjangkanlah umur kami.


            34
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48