Page 48 - SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL DAERAH SULAWESI UTARA
P. 48

a.   Menganyam:     adanya  kerajinan  anyam-anyaman  seperti
                  pembuatan tikar daun pandan dan tikar rotan;
             b.   Menenun:  membuat bahan pakaian dari serat manila hennep
                  yang dikenal dengan kain kofo. Termasuk kerajinan menenun
                  ialah merajut jala dan tali;
             c.   Menyulam: kerajinan kerawang untuk membuat baju pria dan
                  wanita;
             d.   Mengukir:  seperti  membuat  hiasan-hiasan  d;ui  bahan  kayu
                  hitam;
             e.   Membuat alat-alat rumah tangga  dari bahan tanah liat seperti
                  periuk, belanga, jambangan bunga dan lain-lain;
             f.   Membuat  alat-alat  pertanian  seperti  parang,  kapak,  pacul,
                  pisau dan sebagainya.
                  Bentuk,  perkembangan  serta jenis seni budaya di Gorontalo
             pada  akhir  abad  ke-19  adalah  merupakan  kelanjutan  dari  seni
             budaya  masa  sebelumnya.  Seni  budaya  tersebut  adalah bercorak
             Islam  dan  merupakan bagian  perkembangan kebudayaan Islam  di
             Gorontalo  selama kira-kira tiga abad.  Seorang tokoh yang berjasa
             dalam  memupuk  dan  memajukan  kehidupan  dan  kesenian  Islam
             di  Gorontalo  ialah  Raja  Mohammad Iskandar Pui  Monoarfa yang
             bergelar 'Tai Loo Tolimo ·~  Ia adalah seorang alim ulama yang ber-
             jasa  dalam  mengembangkan  kecakapan  seni  membaca  al-Our'an
             sekaligus kemahiran berbahasa Arab.  Ia juga berjasa mengembang-
             kan  kesenian  Islam  Gorontalo  khususnya kesenian suruh nyanyi,
             mengaji, zikir dan syair, tepuk rebana dan lagu-lagu.  4 6  )
                  Mengenai  jenis-jenis  kesenian  di  daerah  Gorontalo  dapat
             disampaikan sebagai berikut:
             a.   Seni tari:  danadana.  atau  zamrah,  dayango,  elengge,  langga,
                  linte,  mohuyula,  mongotolo,  polopalo, saronde, tidilo bitu'o,
                  tidi lo rante,  tihu'o dan sebagainya;
             b.   Seni  musik:  alababu,  antungo,  gambus,  polopalo,  rabana,
                  buruda,  rabana  suluna.ni,  rabana.  tinilo  huntingo,  tulali  lo
                  binte atau tulali lo huidu, dan sebagainya;
             c.   Seni  sastra:  bungga, tuja'i,  di'kili,  lohidu,  patungi sulunani,
                  tanggomo,  tinilo,  dan sebagainya.

             46)   M.H.  Liputo,op.cit., djilid VIII, 1949, hal. 33

                                                                         39
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53