Page 111 - EMODUL BINDO KELAS 12
P. 111

Zen : (hanya tersenyum) ““aku akan terus mencoba membuatmu lebih baik,
                            bahkan mencoba membuat orang lain juga lebih baik, kamu tahu ? Aku bisa
                            membuat orang tersenyum selama ia tak perlu penjepit pipi..”
                    Ray : (tersenyum miris) “kamu pikir ini lucu ?”

                    Zen : (diam dengan ekspresi muka yang pura-pura berpikir) “enggak”.


                 E. Saat semuanya begitu suram dalam setiap jengkal otakku, aku bertemu orang aneh
                    yang mulutnya penuh dengan kata-kata penuh cinta, penuh harapan, dan aku mual
                    saat itu. Yang ku tahu namanya Zen, usianya dua puluh tahun, ia seorang motivator

                    dan penulis buku best seller yang mengajak orang semangat hidup.
                    Ray : “berhentilah untuk mencoba membuatku merasa lebih baik, karena aku
                            takkan lebih baik lagi dari ini !”

                    Zen : (hanya tersenyum) ““aku nggak pernah mencoba membuatmu lebih baik,
                            bahkan tak juga mencoba membuat orang lain lebih baik, kamu tahu ? Aku

                            Cuma bertugas membuat orang tersenyum selama ia tak perlu penjepit
                            pipi..”
                    Ray : (tersenyum miris) “kamu pikir ini lucu ?”

                    Zen : (diam dengan ekspresi muka yang pura-pura berpikir) “enggak”.




             Bacalah dengan saksama!

             Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah pintu.
             Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga merebak ke

             teras depan. Awalnya, orang-orang mengira bahwa rumah kami tengah sesak dilalap api.
             Tapi kian waktu mereka kian bosan membicarakannya, karena mereka tak pernah melihat
             api sepercik pun menjilati rumah kami. Yang mereka lihat hanya asap tebal yang bergulung-
             gulung. Kabut. Pada akhirnya, mereka hanya akan saling berbisik, ”Begitulah rumah

             pengikut setan, rumah tanpa Tuhan, rumah itu pasti sudah dikutuk.”

              48. Ubahan yang tepat cerpen di atas ke dalam bentuk drama adalah ...
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116