Page 112 - EMODUL BINDO KELAS 12
P. 112

A. Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah
                     pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga
                     merebak ke teras depan.

                   Tetangga 1     “Tolooong, ada rumah kebakaran”.
                   Tetangga 2     “Mana Bu? Aduuh ada orang nggak di dalamnya”?
                   Tetangga 1     “Ada. Tapi, kenapa nggak ada apinya, ya”?
                   Tetangga 2     “Apinya sudah padam, Bu”.



                B. Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah

                     pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga
                     merebak ke teras depan.
                   Ibu            “Tolooong, rumahku kebakaraaan”.

                   Anak           “Ibu..tolong , asap di sini tebal banget. Aku nggak bisa lihat, Bu”.
                   Tetangga 1     “Ada. Tapi, kenapa nggak ada apinya, ya”?
                   Tetangga 2     “Apinya sudah padam, Bu”.

                   Tetangga 1     “Kok, kayak setan yang membakarnya, ya”?


                C. Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah
                     pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga

                     merebak ke teras depan.
                   Tetangga 1     “Tolooong, ada rumah kebakaran”.

                   Tetangga 2     “Mana Bu? Aduuh ada orang nggak di dalamnya”?
                   Tetangga 1     “Ada. Tapi, kenapa nggak ada apinya, ya”?
                   Tetangga 2     “Apinya sudah padam, Bu”.



                 D. Dari kamar ibu yang tertutup melata kabut. Kabut itu berjelanak dari celah bawah
                    pintu. Merangkak memenuhi ruang tengah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, hingga

                    merebak ke teras depan.
                    Tetangga 1 : “Aduh, itu rumah berasap kenapa ya? Apa ada kebakaran?
                                  Ayo kita tolongin, Jeng”
   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116   117