Page 117 - Gabungan
P. 117
saat dibuang ke sampah."
Bai Wenying tersenyum kecil. "Efek psikologis. Nah, sekarang kita
harus dorong Yenni menghadapi kenyataan. Baru Dr. Emil bisa
melakukan terapi eksperimen 'pemanasan darah'."
"Menurutku, kau dan Hana sebaiknya ajak Yenni jalan-jalan ke luar
kota. Itu baik untuk kesehatan fisik dan mentalnya," usul Zhou Mi.
"Baik!"
Setelah ibadah di gereja, Zhou Mi, Bai Wenying, Yenni, dan Hana
Budman pulang bersama dengan mobil mewah Mercedes-Benz 280S.
Sepanjang sore, mereka mengobrol santai di ruang tamu. Bai
Wenying terus mengamati ekspresi Yenni—gadis itu terlihat hanya
sekadar menuruti pembicaraan.
Setelah makan malam, Hana pergi. Yenni naik ke lantai atas
sendirian. Di studio lukis, dia mengeluarkan lagi lukisan itu dan
meletakkannya di easel. Setiap kali tidak ada orang, Yenni selalu
melakukannya. Dia menatapnya lama, seolah melihat bibir orang
dalam lukisan itu bergerak lagi. Yenni pun mulai berbicara pelan pada
lukisan itu.
Setelah cukup lama, dia masih merasa belum puas. Yenni pergi ke
ruang piano, duduk, dan setelah merenung sebentar, jemarinya
menekan tuts-tuts piano dengan liar, menghasilkan suara berisik.
Kemudian, dia mengambil napas dan mulai memainkan sonata
117

