Page 118 - Gabungan
P. 118

Beethoven  dengan  lembut.  Seolah  tenggelam  dalam  keindahan


            musik,  tiba-tiba  nadanya  berubah  tanpa  disadari.  Entah  mengapa,


            melodi  yang  keluar  begitu  saja  dari  jarinya  justru  lebih  mampu


            mengungkapkan perasaannya.


                Di ruang tamu lantai bawah, Bai Wenying yang sedang berbincang


            dengan suaminya tertegun mendengar alunan piano yang sendu itu.


            Itu bukan Beethoven, bukan Mozart, bukan pula Tchaikovsky.


                "Siapa  yang  mencipta  lagu  semenyentuh  ini?"  gumamnya.  Dia


            naik pelan, dan saat melewati pintu studio, matanya tertumbuk pada


            lukisan  di  easel—seorang  pemuda  tampan  mengenakan  jas  krem


            dan dasi marun, terlihat begitu hidup.


                Mendengar  melodi  yang  mengalun  itu  dan  memandang  lukisan


            yang  memesona,  Bai  Wenying  seperti  tersadar.  Ah,  penyakit  hati

            harus  diobati  dengan  obat  hati!  Selama  ini,  dia  salah  pendekatan.


            Lukisan  itu  memberinya  pencerahan.  Dia  merasa  lega,  seolah


            menemukan obat ajaib untuk Yenni, lalu buru-buru turun.


                Bai  Wenying  menceritakan  segalanya  pada  suaminya.  Setelah


            berdiskusi, dia mengambil telepon.


            "Kita harus melewati kakak keduaku dulu!"


                "Sudah larut, tidak bisa besok saja?" tanya Zhou Mi.


                "Tidak!  Lebih  tenang  kalau  sudah  jelas.  Kakakku  juga  'burung


            hantu', mana mungkin dia tidur awal? Lagipula dia punya kebiasaan

                                                           118
   113   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123