Page 13 - Gabungan
P. 13
perawat di dalamnya yang berusaha menyelamatkan gadis berbaju putih itu—
seperti yang sering digambarkan dalam novel atau film.
Su Wenbin akhirnya duduk di sebuah kursi di koridor. Pikirannya masih
penuh pertanyaan. Nasib gadis itu terus menghantuinya. Meski tidak saling
mengenal, entah mengapa ia merasa sangat khawatir! Dari teriakan gadis itu
yang memanggil nama seorang pria, Su Wenbin menduga pasti ada sesuatu
yang mengganggu pikiran gadis itu. Mungkin karena terburu-buru, gadis itu
salah mengenalinya. Su Wenbin menyesal tidak sigap tadi—andai saja ia
segera menghentikan mobil saat pertama kali gadis itu berteriak, mungkin
kecelakaan ini tidak akan terjadi.
Seperti kata pepatah, "Pintar setelah kejadian!" Mungkin semua ini sudah
diatur oleh Tuhan. Su Wenbin merasa gelisah, hatinya tidak tenang. Ia ingin
berbicara dengan pria berkacamata hitam itu, tapi ingat bahwa kemampuan
bahasa Melayunya baru setahun belajar—apa yang bisa ia utarakan?
Ia melihat pria itu berjalan tegap menuju telepon, memutar beberapa nomor
tanpa ragu, lalu berbicara:
"Pos polisi 094? ... Siapa ini? Oh, Kapten Amin Susilo. Kapan naik pangkat
jadi kapten? ... Kerja bagus! ... Tidak mengenali suaraku? ... Ya! Ada kasus
kecelakaan lalu lintas, kirim dua orang ke Rumah Sakit Angkatan Darat untuk
menemuiku. ... Baik, terima kasih!"
Tidak sampai lima menit, sebuah mobil patroli polisi lalu lintas berhenti di
depan rumah sakit. Seorang kapten polisi berusia sekitar tiga puluhan masuk
13