Page 133 - Gabungan
P. 133

bunga dan burung, serta Xu Beihong yang terkenal dengan lukisan


            kudanya. Qi Baishi hidup sampai 90-an tahun dan punya banyak anak.


            Lima  di  antaranya  pandai  melukis,  dengan  putra  ketiganya,  Qi


            Liangkun  (alias  Zi  Ru),  yang  paling  mahir.  Setiap  kali  Zi  Ru


            menyelesaikan lukisan serangga, ayahnya memberinya satu keping


            perak. Saat Qi Baishi sudah tua dan penglihatannya menurun, dia


            menambahkan  goresan  sederhana—rumput,  pohon,  atau  batu—


            pada  lukisan  serangga  karya  Zi  Ru,  lalu  mencapnya  dengan


            'Kolaborasi Ayah  dan Anak'  atau  'Baishi  Punya  Penerus'.  Di  Hong


            Kong, lukisan asli Qi Baishi bisa bernilai ratusan ribu dolar, sementara


            yang  dijual  seharga  beberapa  ratus  biasanya  hanya  cetakan  air.


            Teknik cetak air Rong Bao Zhai di Beijing sangat halus, hampir seperti


            asli. Di Asia Tenggara, banyak orang tidak tahu dan mengira cetakan

            itu asli."


                Yenni  semakin  kagum  dengan  wawasan  luas  Su  Wenbin.  Dia


                bertanya:


                "Selama di AS, apa kamu pernah jalan-jalan ke Eropa?"


                "Hanya sekali," jawab Su Wenbin. "Saya pergi selama seminggu,


            sekilas melihat Big Ben di Inggris, Menara Eiffel di Paris, kota kuno


            Roma di Italia, dan Menara Miring Pisa."


                "Big      Ben?"        tanya        Yenni       penasaran.          "Bisakah         kamu


            menjelaskannya lebih detail?"

                                                           133
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138