Page 2 - Gabungan
P. 2
Hotel Hilton Hong Kong, di mana ia menandatangani kontrak tiga tahun sebagai
kepala insinyur di "Perusahaan Teknik Elektronik Venus" di Kota Naga. Sudah
setengah tahun ia tinggal di Nusantara. Berkat kepercayaan Bapak Bai, ia
mendapat perlakuan istimewa: gaji bulanan 20.000 dolar Hong Kong, sebuah
rumah kecil, mobil, sopir pribadi, dan pembantu rumah tangga. Hidupnya cukup
nyaman, apalagi ia bukan orang yang suka berfoya-foya.
Baru beberapa hari setelah Tahun Baru Imlek, ia merasakan betapa
rindunya pada ibu yang telah bersusah payah membesarkannya di Hong Kong.
Meskipun ia rutin menulis surat setiap minggu dan menelepon ibunya sebulan
sekali, masih banyak yang ingin ia sampaikan. Mendengar bahwa seorang
insinyur AC dari Hong Kong, Tuan Zhang, yang bekerja di Kota Ikan akan
pulang ke Hong Kong, ia meminta izin dua hari kepada Bapak Bai untuk
menemui Tuan Zhang di Kota Ikan. Ia meminta Tuan Zhang menyampaikan
salam kepada ibunya dan memberitahunya bahwa ia baik-baik saja di
Nusantara—sudah setengah tahun, ia mulai terbiasa, bahasa lokal sudah
cukup dikuasai, dan bahkan sate lokal yang pedas dan harum sudah berani ia
coba. Tuan Zhang tersenyum dan bertanya apakah ia ingin mengirimkan
sesuatu untuk ibunya. Pertanyaan itu membuatnya bingung. Mereka berdua
berkeliling di pusat perbelanjaan Kota Ikan, melihat-lihat barang ini dan itu, tapi
hampir semua yang ada di sini juga ada di Hong Kong, bahkan dengan harga
lebih murah. Akhirnya, Su Wen Bin membeli dua kilogram kacang mete dan dua
kilogram kerupuk udang untuk diberikan kepada ibunya melalui Tuan Zhang,
2