Page 5 - Gabungan
P. 5
"Bagaimana? Kembali ke Kota Naga?"
Slamet Raharjo mengangguk, lalu segera duduk di kursi pengemudi dan
menyalakan mesin. Mobil berbalik arah menuju Kota Naga.
Melihat raut wajah Slamet dan istrinya yang enggan berpisah, Su Wenbin
tersenyum. Ia mengeluarkan sejumlah uang dari saku celananya dan
memberikannya kepada Slamet:
"Kau bisa menginap semalam di sini. Besok pagi kau bisa naik bus umum
untuk kembali bekerja ke Kota Naga."
Slamet Raharjo tertegun. Ia menatap Su Wenbin dan berkata terbata-bata,
"Tuan Su mau menyetir sendiri? Jalannya tidak familiar, lalu lintasnya ramai,
aku khawatir—"
"Tidak masalah! Tenang saja. Aku sudah lima tahun berpengalaman
mengemudi, dan punya SIM internasional. Kalau jalannya tidak familiar, aku
akan pelan-pelan saja," kata Su Wenbin santai.
Slamet Raharjo memegang uang itu, seolah tak tahu harus berkata apa lagi.
"Terima kasih banyak, Tuan Su!" Wajah sang istri berseri seperti bunga
mekar, ia buru-buru menyampaikan rasa terima kasih mewakili suaminya.
Dengan gembira ia mencium anaknya, lalu mengangkat tangan si kecil dan
melambai:
"Selamat jalan, Tuan Su! Semoga perjalanan lancar!"
Su Wenbin duduk di kursi pengemudi, menutup pintu mobil, dan melambai
dari jendela kepada orang-orang di sekitarnya sebelum dengan tenang
5