Page 6 - Gabungan
P. 6
menyetir mobilnya melanjutkan perjalanan.
Pikiran Su Wenbin masih terbayang bayangan keluarga Slamet Raharjo. Ia
tak bisa menahan senyum. Seorang sopir dengan gaji tidak sampai 60.000
rupiah sebulan, tapi punya tiga istri dan empat anak—bagaimana ia membagi
waktu dan biaya hidup? Mungkin karena agama Islam memperbolehkan
poligami hingga empat istri, atau karena kelebihan populasi wanita, atau
mungkin sang sopir memang pandai bergaul?
Su Wenbin tiba-tiba memikirkan dirinya sendiri. Usianya sudah 25 tahun,
tapi—siapa sangka—bahkan belum punya pacar sekali pun. Mungkin karena ia
kurang pandai bersosialisasi, tidak bertemu kesempatan, atau terlalu asyik
dengan dunia teknik?
Tidak sampai sepuluh kilometer kemudian, Su Wenbin melihat puluhan kios
buah di pinggir jalan yang dipenuhi durian dan berbagai buah lainnya. Konon,
durian adalah raja buah di Nusantara, dipercaya bisa meningkatkan vitalitas.
Ada yang bilang nutrisi satu durian sebesar bola voli setara dengan seekor
ayam betina muda. Benar atau tidak, belum ada data pasti. Durian memiliki
aroma yang kuat—bagi yang tidak terbiasa, baunya seperti bau busuk. Tapi bagi
penggemarnya, aromanya justru harum yang sulit diungkapkan dengan kata-
kata.
Su Wenbin teringat perkataan asistennya, Insinyur Lim: "Begitu mencium
bau durian, aku langsung ingin berjongkok dan menyantapnya!"
Ucapan ini mirip dengan penggemar "tahu busuk Shanghai". Su Wenbin
6