Page 4 - Gabungan
P. 4
sebagai tanda kasih sayangnya.
Setelah mengantarkan Tuan Zhang ke bandara, Su Wenbin meninggalkan
Kota Ikan menuju Kota Naga. Di tengah perjalanan, saat melewati desa yang
dipenuhi pohon buah dan bunga, sopirnya, Slamet Raharjo, memperlambat
mobil dan bertanya dengan ramah:
"Tuan Su, mau berhenti sebentar? Rumah saya di sini."
"Benarkah?" Su Wenbin menjawab dengan nada sedikit terkejut. "Baik,
baik!"
Mobil berhenti di depan sebuah rumah kecil berdinding anyaman bambu.
Sopir itu memanggil, dan dari dalam rumah keluar seorang wanita muda berusia
kurang dari 20 tahun, menggendong seorang anak laki-laki yang belum genap
dua tahun. Anak itu riang menyambut ayahnya. Slamet Raharjo mengambil
anak itu dari pelukan istrinya, mencium dan mengelusnya, lalu
memperkenalkan Su Wenbin:
"Ini istri ketiga saya dan satu-satunya anak laki-laki saya. Istri pertama saya
tidak punya anak, istri kedua melahirkan tiga anak perempuan."
"Silakan duduk!" sang istri menyambut tamu dengan malu-malu namun
sopan.
"Oh, saya lupa memperkenalkan," kata Slamet Raharjo sambil menunjuk Su
Wenbin kepada istrinya. "Ini Tuan Su Wenbin, insinyur komputer dari Hong
Kong."
"Dia adalah orang paling pintar yang pernah aku temui, otaknya berbeda
3