Page 247 - Gabungan
P. 247
putra satu putri. Ia berharap setelah Yenni sembuh, hubungan mereka
tetap sekadar teman biasa. Maka putrinya masih punya kesempatan.
Tapi ini hanya harapan sepihak! Untungnya Su Wenbin sebentar lagi
akan datang, ia bisa mengamati situasi. Setidaknya tidak perlu terlalu
serius.
Ketika Su Wenbin datang, Bai Zhongwu merasa seperti dalam
pertandingan basket - selama bola masih di tangannya, ada peluang
menang. Masuk atau tidaknya tembakan adalah soal lain, yang
penting lebih aman daripada bola di tangan lawan. Bai Zhongwu yang
biasanya tegas dalam mengambil keputusan, hari ini merasa ragu-
ragu dan terlalu banyak pertimbangan.
Saat Bai Zhongwu sedang merenung, putrinya Xiaojuan tiba-tiba
masuk seperti angin. Melihat senyum putrinya, hatinya menjadi lebih
tenang. Memang selama ini ia selalu menganggap Xiaojuan masih
anak-anak. Meski sudah 18 tahun dan mulai tertarik pada lawan jenis,
sifatnya masih kekanak-kanakan.
"Cepat mandi! Tuan Su sebentar lagi datang," kata Bai Zhongwu.
"Benarkah?" Xiaojuan girang dan mencium pipi ayahnya.
Sachiko yang melihat adegan ini merasa terharu. Tatapan suami-
istri ini bertemu, tersenyum pengertian. Dalam hati Sachiko, seolah
Su Wenbin sudah menjadi menantunya.
Bai Zhongwu berdiri dan memilih kaset rekaman piano solo. Ia
247

