Page 270 - Gabungan
P. 270

Maria  memandang  suaminya  penuh  kasih,  merasa  pemikiran


            pasangan mudanya semakin matang.


                "2. Keinginan ayah dapat terwujud." Yenni menatap Bai Wenhao


            setelah membacanya, betapa mulianya keinginan ini!


                "Diantara saudara-saudaraku, aku yang paling sering berinteraksi


            dengan  ayah.  Ayah  banyak  bercerita  padaku.  Beliau  benar-benar


            orang tua yang kaya perasaan. Selama ini ayah berharap Bibi Lanni


            bisa membawa adik bungsu kami Wenjie kembali ke sisinya. Ayah


            selalu merencanakan bagaimana memanfaatkan dua bidang tanah


            itu untuk membangun usaha bersama kami sekeluarga." Kata-kata


            Bai Wenhao penuh hormat dan kasih pada sang ayah.


                "Ketulusan  ayah  dalam  memperlakukan  orang  sudah  diakui


            banyak orang," kata Maria.

                "Dalam hal pernikahan dan keluarga, ayah sangat luar biasa." Bai


            Wenhao berdiri, berbicara lancar seperti berpidato:


                "Menurut  ayah,  beliau  menikah  dengan  ibuku  di  usia  17  tahun,


            belum  setahun  sudah  kabur  dari  wajib  militer  ke  Nanyang.  Tahun


            1935 pulang ke Tiongkok kurang sebulan sudah dipalak kepala desa


            hingga kabur lagi. Tahun 1950 ayah membawa ibu, kakak pertama


            dan kedua ke Nanyang - itulah masa paling bahagia dalam kehidupan


            keluarga ayah. Sayangnya tidak bertahan lama, tahun 1955 saat aku


            berusia 2 tahun, ibu meninggal dalam kebakaran."

                                                           270
   265   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275