Page 316 - Gabungan
P. 316

Tiba-tiba, telepon di ruang tamu berdering. Bai Bowen menduga


            mungkin ada yang mau meminjam uang. Ia buru-buru mengangkat


            telepon.


                "Halo! Kakak! Selamat pagi!" Suara adiknya, Bai Wenxiong.


                "Ada apa, Wenxiong?" Begitu mendengar suara adiknya, hati Bai


            Bowen langsung tidak karuan.


                "Kakak, tolong bantu aku. Pagi ini aku butuh uang mendesak..."


                "Waduh!  Belakangan  ini  likuiditas  ketat!"  Bai  Bowen  buru-buru


            memotong. "Butuh berapa?"


                "70 juta rupiah, jangka waktu tiga hari. Bunganya terserah kakak."


                "Wah! Jumlah segitu!"


                "70 juta rupiah bagi bank kakak kan kecil?"


                "Apa maksudmu? Aku ini cuma 'jagoan bankir', terlihat keren tapi

            uangnya kan uang orang lain?... Gimana? Kalau 10 juta rupiah bisa


            aku atur... Atau tunggu Senin?"


                "Proyek kontrakanku di Pelabuhan sebesar 250 juta rupiah sudah


            masuk  ke  bank  pemerintah.  Jika  cepat,  Senin  sudah  cair.  Kalau


            lambat, Selasa. Kalau kakak tidak bisa, aku cari orang lain. Terima


            kasih!"


                Wenxiong menutup telepon. Bai Bowen mendengar suara "klik",


            tangannya masih memegang gagang telepon, terdiam.


                Li  Shumei  masuk  ke  ruang  tamu  dan  bertanya:  "Telepon

                                                           316
   311   312   313   314   315   316   317   318   319   320   321