Page 345 - Gabungan
P. 345

Ketika bangun, waktu hampir menunjukkan pukul tujuh malam. Bai


            Wenxiong menelepon seseorang. Begitu mendengar suara merdu di


            seberang, dia tahu itu adalah Nyiati.


                "Wenhua,  1510,"  katanya  pelan  ke  gagang  telepon.  Setelah


            menutup telepon, dia berpikir lebih baik mandi air dingin dulu untuk


            menyegarkan diri.


                Begitu keluar dari kamar mandi, terdengar ketukan pelan di pintu.


            Saat dia membukanya, Nyiati masuk, membawa aroma harum yang


            samar.


                Nyiati menutup pintu dengan lembut, menguncinya, lalu berbalik


            dan  melingkarkan  satu  tangannya  ke  leher  Bai  Wenxiong,  bibir


            panasnya langsung menempel.


                Bai Wenxiong secara refleks memeluk Nyiati. Mereka mundur dua

            langkah  dan jatuh bersama di ranjang bundar  besar. Tempat yang


            akrab dan tubuh yang dikenal, hasrat dalam diri Bai Wenxiong pun


            membara  hebat.  Namun  tiba-tiba  seperti  disiram  air  dingin,


            kesadarannya kembali. Ia melepaskan pelukan Nyiati dan duduk.


                "Ti, duduklah. Kita perlu bicara baik-baik."


                Nyiati menatap Bai Wenxiong dengan heran, lalu perlahan duduk.


            Selama  lebih  dari  setahun,  Bai  Wenxiong  belum  pernah


            menghentikan  segalanya  di  saat  genting  seperti  ini.  Nyiati


            menatapnya  dari  atas  ke  bawah—apakah  dia  sakit?  Atau  sudah

                                                           345
   340   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350