Page 340 - Gabungan
P. 340
Membayangkannya saja, Bai Wenxiong sudah merinding. Di
telinganya, terngiang perkataan istrinya, Kartini:
"Aku sudah sangat paham dengan masyarakat ini. Jika suami mau
selingkuh, kami para istri memang tidak bisa berbuat banyak. Aku
hanya berharap kau tidak meninggalkan masalah di luar, jangan tebar
pesona. Main-main saja, jangan sampai berbekas! Aku tidak setuju
kau punya istri kedua secara resmi. Meskipun aku Muslim, aku tidak
mau menerima anak dari luar. Bagaimanapun, keluarga kita harus
utuh. Aku tidak mau menjadi Maya kedua!"
Bai Wenxiong terus merenung. Ya, ia harus segera menyelesaikan
masalah ini. Ia tidak bisa menghancurkan kebahagiaan Kartini, juga
tidak boleh menyia-nyiakan masa muda Nyiati. Ia harus mengambil
keputusan tegas dan berhenti saat masih bisa. Ia teringat Hendra
Tang. Besok pagi, ia akan terbang ke Kota Pelabuhan bersama
Hendra Tang. Beberapa proyek besar akan ditenderkan di sana. Tuan
Hasan Widodo sudah berada di Kota Pelabuhan.
Bai Wenxiong sadar, inilah saatnya menyelesaikan masalah ini.
Dengan tekad bulat, ia meninju meja dengan keras. Nyiati kaget
memandangnya. Dengan tenang, Bai Wenxiong berkata pada
sekretarisnya:
"Nanti malam tunggu teleponku."
"Ya," jawab Nyiati lembut. Ia tahu ini artinya janji pertemuan seperti
340

