Page 434 - Gabungan
P. 434
Bab 11 Gedung Putih
"Yenni! Jangan tertawa! Kalau kau terus tertawa, aku tidak bisa
melukis." Su Wenbin berdiri di depan kanvas, dengan serius
mengoleskan cat minyak. Yenni, yang menjadi model, duduk dengan
gaya yang sangat modis di kursi berjarak tiga meter dari kanvas.
Matanya yang indah bersinar, menatap lurus ke arah Su Wenbin.
"Bolehkah aku melihatnya sekali lagi?" tanya Yenni sambil
tersenyum, lalu menggeser duduknya, hendak berdiri.
"Tidak, tidak, tidak! Hei, model yang tidak patuh seperti kamu, nanti
aku tidak bayar gajimu! Model lain, diminta pose apa ya pose apa,
duduk diam di sana, membiarkan pelukis fokus melukis. Kamu! Tadi
sketsa sudah kau lihat, bukannya kau janji akan duduk diam? Kenapa
sekarang mau lihat lagi?!" Su Wenbin mencampur warna sambil
berbicara, matanya sesekali menatap Yanni. "Jujur saja, pelukis
seperti aku ini susah payah, tapi malah jadi murid dari model seperti
kamu!"
"Jangan terlalu banyak bicara sampai lupa melukis!"
"Mana mungkin lupa! Aku sedang melukis ini!... Sudah empat lima
tahun tidak pegang kuas. Tak disangka, berteman dengan pelukis
muda sepertimu, kuas cat minyak pun kembali akrab!"
"Cepatlah selesaikan lukisannya! Jangan lupa nanti jam setengah
434

