Page 436 - Gabungan
P. 436
banyak bicara sekarang, kapan lagi?... Tenang saja! Aku bisa melukis
sambil bicara.... Nah, alisnya harus seperti ini. Benar! Kalau jadi alis
turun, kamu pasti menangis." Su Wenbin mengamati lukisannya, lalu
memandang Yenni. "Hampir selesai. Benar, kan? Baru jam lima
seperempat!"
Yenni berjalan mendekati Su Wenbin. Ia terkejut melihat potret
dirinya yang begitu indah dan hidup! Insinyur muda di depannya
ternyata begitu berbakat! Ia memandang Su Wenbin dengan takjub,
lama tidak bisa berkata-kata.
"Bagaimana? Lulus tidak?" tanya Su Wenbin.
"Lukisannya terlalu bagus, pantas dapat seratus!" kata Yenni puas.
"Seratus? Tidak pantas! Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Sembilan puluh saja sudah sangat terhormat."
"Melihat lukisanmu, sepertinya aku sebagai guru tidak pantas."
Yenni memegang lengan Su Wenbin. "Aku lebih baik jadi muridmu,
jadi modelmu! Tadi kamu bilang akan memberiku gaji, apa yang akan
kau berikan?"
Jantung Su Wenbin berdebar kencang. Ia tersenyum dan menatap
Yenni. Ia melihat pipi Yenni memerah. Bibir mungilnya yang seperti
ceri seakan ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bersuara.
Mata Yenni, jendela jiwa itu, begitu hidup! Su Wenbin teringat pada
kuncup bunga yang hendak mekar, indahnya cahaya fajar, dan
436

