Page 485 - Gabungan
P. 485
Dalam kecemasan dan harapannya, Boeing 747 akhirnya
mendarat di landasan Bandara Kai Tak, Hong Kong. Setelah melewati
pemeriksaan bea cukai, Bai Datou mengikuti Su Wenbin sambil
mencari-cari Lani di antara kerumunan penjemput.
Su Wenbin memandu Bai Datou keluar dari bandara menuju taksi.
Ia membuka pintu untuk Bai Datou, baru kemudian masuk sendiri.
Setelah pintu tertutup, Su Wenbin memberi alamat di Kowloon
kepada sopir, lalu berkata tenang,
"Pak Bai, hari ini aku sengaja tidak memberi tahu ibuku tentang
kepulanganku. Kalau kemarin kuberi tahu, semalam ia pasti tidak bisa
tidur, pagi ini juga akan gelisah."
"Kamu benar-benar memikirkan segalanya," kata Bai Datou sambil
tersenyum.
"Pak Bai, mau cari hotel dulu atau langsung ke rumah saya?"
"Sekarang baru jam 1 siang, masih awal! Menurutku, lebih baik
mampir ke rumahmu sebentar dulu!"
"Di dekat rumah saya ada hotel yang bagus."
"Baiklah."
"Waktu pertama kali pulang dari Amerika setelah kuliah, saya
memberi tahu ibu sebelumnya. Selama sebulan penuh, ia tidak bisa
makan dan tidur dengan tenang. Ketika sampai di rumah, saya
melihat ibu kurus sekali—sangat menyedihkan. Sejak itu, setiap kali
485

