Page 527 - Gabungan
P. 527
Sopirnya agak heran—biasanya bosnya tidak pernah pulang lebih
awal. Pasti ada urusan penting hari ini!
Ketika mobil sampai di Taman Monas, Lily sudah menunggu. Bai
Bowen memberi isyarat untuk berhenti, dan Lily masuk dengan sopan.
Mobil berbelok beberapa kali sebelum berhenti di depan rumah besar.
Bai Bowen tahu kawasan ini adalah permukiman elite, dihuni oleh
diplomat asing, pengusaha, dan orang kaya.
Tanpa menekan bel, Lily membuka pintu pagar besi dan memandu
Bai Bowen masuk. Taman depan dipenuhi bunga langka, pintu utama
didesain mewah, bahkan gagang pintunya impor dari Eropa. Di ruang
tamu, lampu gantung besar bernilai setidaknya 3 juta rupiah, dan sofa
set bernilai lebih dari 2 juta. Bai Bowen terkesima—interior ini jauh
lebih mewah daripada rumahnya!
Lily mempersilakan Bai Bowen duduk. Tak lama kemudian,
seorang wanita sekitar 30 tahun muncul. Tubuhnya ramping, dengan
lekuk menawan, kulit sawo matang, dan riasan sempurna. Itulah
Irama Shinta.
"Sungguh kehormatan bagi rumah saya kedatangan bankir
ternama seperti Tuan Bai," katanya sambil menjabat tangan Bai
Bowen dengan anggun.
Seorang pelayan cantik membawa jus jeruk dingin dalam nampan
hitam berlapis emas, lalu berlutut dan menyajikannya dengan hormat.
527

