Page 9 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 9

BAB 1 HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN

            siswanya.  Namun  demikian,  betapapun  banyaknya  persepsi
            tentang  media,  kesemuanya  itu  masih  dalam  satu  platform
            yang sama, yakni media ialah perantara.
                 Sejauh perkembangan media dan pengartian terhadapnya,
            nampaknya  di  sekitar  abad  20  pengertian  media  mengalami
            penyempitan  makna,  terutama  bagi  masyarakat  umum.
            Penyempitan  itu  menempatkan  media  hanya  sebagai  alat
            komunikasi  multi-arah  yang  banyak  dipakai  oleh  manusia.
            Fenomena  ini  pun  tampaknya  bukan  sesuatu  yang  istimewa,
            sebab  pemberian  arti  atau  stigma  oleh  publik  kepada  suatu
            objek  memang  selalu  mengikuti  tren  yang  berlaku  secara
            umum.  Sebagai  contoh,  pengertian  media  menurut  Heinich
            (2002), yang menegaskan:
                 a  medium  is  a  channel  of  communicaton.  ...the  term
                 refers  to anything that  carries  information  between  a
                 source  and  a  reciever.  Examples  include  video,
                 television, diagrams, printed materials, computers, and
                 instructor.

                 Demikian pula Association of Education and Communication
            Technology (AECT),  pada  1977  telah  membatasi  ruang  lingkup

            definisi  media  hanya  sebagai  segala  bentuk  dan  saluran  yang
            digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad,
            2016).  Senada  dengan  batasan  itu,  Latuheru  (1993)  juga  meng-
            anggap  media  sebagai  semua  bentuk  perantara  yang  diguna-
            kan  oleh  manusia  untuk  menyampaikan  atau  menyebar  ide,
            gagasan, atau pendapat sehingga gagasan itu sampai kepada si
            penerima (target yang dituju oleh sumber ide/gagasan).
                 Namun  berbeda  dengan  pendapat  pakar  lain,  Fleming
            (dalam  Arsyad,  2016)  dengan  memberi  imbuhan  kata  media
            menjadi  mediator,  memandang  media  sebagai  penyebab  atau
            alat  yang  ikut  campur  tangan  dalam  hubungan  antara  dua
            belah  pihak  dan  mendamaikannya.  Maksudnya,  media  mem-
            punyai  fungsi  dan  peran  sebagai  pengatur  hubungan  yang
            efektif  antara  dua  belah  pihak  utama.  Tentu  saja  media  dalam
            hal  ini  berkedudukan  sebagai  piranti  yang  mengakomodasi
            beberapa  hal  yang  semula  kurang  sesuai  antara  dua  pihak,


            2
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14