Page 12 - BUKU MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL
P. 12

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK GENERASI MILENIAL


            peran  televisi  (TV)  sebagai  media  untuk  menggambarkan
            contoh  hubungan  antara  software  dan  hardware  tersebut.  TV
            yang  tidak  mengandung  pesan  atau  bahan  ajar  tidak  bisa
            disebut sebagai media pembelajaran, melainkan hanya perang-
            kat keras saja. Agar bisa disebut media pembelajaran, maka TV
            itu  harus  menyajikan  atau  menggambarkan  pesan  sebagai
            bahan ajar atau informasi. Lain halnya jika TV digunakan sebagai
            alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen
            penyusun  TV  sekaligus  cara  kerjanya.  TV  dalam  hal  ini  tentu
            telah menjadi suatu media pembelajaran. Sebab informasi yang
            terkandung  di  dalam  TV  telah  direpresentasikan  oleh  deskripsi
            dari komponen-komponen itu tadi.
                 Praktis,  agar  suatu  benda  dapat  dikatakan  sebagai  media
            pembelajaran,  paling  tidak  ia  harus  mempunyai  hardware
            (benda  itu  sendiri),  dan  software  (informasi  yang  disampaikan).
            Prinsip ini berlaku bagi media dalam bentuk apapun, baik media
            audio,  visual  2  dimensi,  visual  3  dimensi,  ataupun  audio-visual.
            Sampai hari ini pun, setiap karya hasil kreativitas para pengajar/
            instruktur, selama itu  dibangun  atas tujuan  pembelajaran atau
            komunikasi,  pasti  memperhatikan  keterlibatan  hardware  dan
            software.
                 Pemahaman media dengan  prinsip  ini mulai  berlaku sejak
            akhir  tahun  1950  –an  ketika  teori  komunikasi  mempengaruhi
            penggunaan  media,  sehingga  media  yang  semula  hanya
            berfungsi  sebagai  alat  bantu,  menjadi  penyalur  pesan  .  Saat
            berkembangnya  teori  behaviorisme  milik  Skinner  pada  1960,
            bagaimanapun  juga  pembelajaran  harus  diprogram  untuk
            mengubah  tingkah  laku.  Baru  ketika  pendidikan  terpengaruh
            oleh pendekatan sistem pada 1965, media sebagai alat komuni-
            kasi  wajib  dimasukkan  dalam  program  dan  sistem  pengajaran
            sebagai bagian integral. Artinya, pembelajaran harus dirancang
            secara  sistemik  sesuai  kebutuhan  dan  karakteristik  siswa
            dengan melibatkan media.
                 Atas dinamika peran dan pemanfaatan media dalam dunia
            pendidikan  di  atas,  Susilana  &  Cepi  (2007)  lantas  mengana-
            lisisnya  dan  menyimpulkan.  Menurut  mereka,  ternyata  ada


                                                                            5
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17