Page 137 - 37 Masalah Populer
P. 137
maka Rasulullah Saw berkata kepadanya: “Apakah engkau bersabar?”. Laki-laki buta itu
menjawab: “Wahai Rasulullah, tidak ada yang membimbing saya, berat bagi saya”. Rasulullah
Saw berkata kepadanya: “Pergilah engkau ke tempat wudhu’, berwudhu’lah, kemudian shalatlah
dua rakaat, kemudian berdoalah dengan doa ini”. Utsman bin Hunaif berkata: “Demi Allah, tidak
berapa lama kami berpisah, tidak berapa lama kami bercerita, hingga laki-laki buta itu datang
kepada kami, seakan-akan ia tidak buta sama sekali”.
Pendapat Ibnu Taimiah Terhadap Hadits ini:
وبأ لاق ةبعش نع رمع نب نامثع هب درعت ةقث وهو ديزي نب رمع همساو رععج ىبأ نع ةبعش ثيدحلا اذه ىور ىناربطلا لاق
حيحص ثيدحلاو ىسدقملا الله دبع
هب درع ني مل هنأ نيبي حيحص دانسإ كلذو ةبعش نع ةدابع نب حور ةياور هغلبت ملو هملع غلبمب هدرعت ركذ ىناربطلاو تلق
رمع نب نامثع
Ath-Thabrani berkata: “Yang meriwayatkan hadits ini adalah Syu’bah dari Abu Ja’far, namanya
Umar bin Yazid, ia seorang periwayat yang Tsiqah (terpercaya), hanya Utsman bin Umar yang
meriwayatkan dari Syu’bah. Abu Abdillah al-Maqdisi berkata: “Ini hadits shahih”.
Saya (Ibnu Taimiah) katakan: ath-Thabrani menyebutkan hanya Utsman bin Umar yang
meriwayatkan, itu pengetahuan ath-Thabrani, karena riwayat Rauh bin ‘Ubadah dari Syu’bah
tidak sampai kepada ath-Thabrani. Itu sanad yang shahih yang menjelaskan bahwa Utsman bin
Umar tidak meriwayatkan sendirian 200 .
دبع ىلا لجر ءاج لوقي ةعافر نب ريثك نبا دمحم نب ريثك تعمس مشاه وبأ انثدح لاق ءاعدلا ىباجم باتك ىف ايندلا ىبأ نبا
كرشأ لا ىبر الله الله الله لاقف لجرلا لوحتف لاق ةليبدلا لاق وه ام لاق أربي لا ءاد كب لاقف هنطب سجف رجبأ نب ديعس نب كلملا
لاق ىب امم ىنمحري ىبرو كبر ىلا كب هجوتأ ىنإ دمحم اي اميلست ةمحرلا ىبن دمحم كيبنب كيلا هجوتأ ىنإ مهللا ائيش هب
ةلع كب ام تئرب دق لاقف هنطب سجف
فلسلا هب اعد هنأ ىور دق هوحنو ءاعدلا اذهف تلق
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ad-Dunia dalam kitab Mujabi ad-Du’a’, ia berkata: Abu Hasyim
meriwayatkan kepada kami, ia berkata: Saya mendengar Katsir bin Muhammad bin Katsir bin
Rifa’ah berkata: Seorang laki-laki datang kepada Abdul Malik bin Sa’id bin Abjar, ia meraba
perut laki-laki itu. Abdul Malik bin Sa’id bin Abjar berkata: “Engkau mengalami penyakit yang
tidak dapat disembuhkan”. Orang itu bertanya: “Apakah namanya?”. Ia menjawab: “Dubailah
(Bisul besar yang ada di dalam perut, biasanya orang yang terkena penyakit ini berakhir dengan
kematian)”. Lalu laki-laki itu berpaling seraya mengucapkan: “Allah Allah Allah Tuhanku, aku
tidak mempersekutukannya dengan sesuatu apa pun. Ya Allah, aku menghadap kepada-Mu
berkat nabi-Mu Muhammad nabi pembawa rahmat dan keselamatan, wahai Muhammad
sesungguhnya aku menghadap denganmu kepada Tuhanmu dan Tuhanku agar ia merahmati aku
Majmu’ Fatawa Ibn Taimiah, at-Tawassul wa al-Wasilah, juz.I, hal.273
200
137