Page 212 - 37 Masalah Populer
P. 212

Mereka berkata kepada Ibnu Mas’ud, “Ajarkanlah kepada kami”.

               Ibnu Mas’ud berkata, “Ucapkanlah:

                                                                   ْ
                                                                          َ
                                                    ْ
                                                                                                           َّ
                                                                                                         َّ ْ
                                                                      ِ
                                                   ُ
                                     ِ ِ
                                                                     ِ
                  َكِلوُسرو   َ َ   َكِدْبَع    ٍدَّمَحم ُ     َني يبنلا   َّ    ِ مَتاَخو   َ   َنيِقَّتملا     ِ ماَمإو   ِ َ   َنيِلَس ْ رملا    د يَس   ىلَع    َكِتاَك َ رَبو   َ   َكَتَمْحرو   َ َ   َكَت َ لاَص     ْلَعجا     مُهللا
                                                                  ُ
               “Ya Allah, jadikanlah shalawat, rahmat dan berkah-Mu untuk pemimpin para rasul, imam orang-
               orang yang bertakwa, penutup para nabi, Nabi Muhammad SAW hamba dan rasul-Mu …”. (HR.
               Ibnu Majah).
                       Dalam kitab Ad-Durr al-Mukhtar disebutkan, ringkasannya, “Dianjurkan mengucapkan
               lafaz Sayyidina, karena tambahan terhadap pemberitahuan yang sebenarnya adalah inti dari adab
               dan sopan santun. Dengan demikian maka menggunakan Sayyidina lebih afdhal daripada tidak
               menggunakannya.  Disebutkan  juga  oleh  Imam  ar-Ramli  asy-Syafi’i  dalam  kitab  Syarhnya
               terhadap  kitab  al-Minhaj  karya  Imam  Nawawi,  demikian  juga  disebutkan  oleh  para  ulama
               lainnya.

                       Memberikan  tambahan  kata  Sayyidina  adalah  sopan  santun  dan  tata  krama  kepada
               Rasulullah  SAW.  Allah  berfirman,  “Maka  orang-orang  yang  beriman  kepadanya,
               memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya
               (al-Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung”. (Qs. al-A’raf [7]: 157). Makna kata at-
               Ta’zir adalah memuliakan dan mengagungkan    289 .


                       Dengan  demikian  maka  penetapannya  berdasarkan  Sunnah  dan  sesuai  dengan  isi
               kandungan  al-Qur’an.  Sebagian  ulama  berpendapat  bahwa  adab  dan  sopan  santun  kepada
               Rasulullah Saw itu lebih baik daripada melakukan suruhannya. Itu adalah argumentasi yang baik,
               dalil-dalilnya berdasarkan hadits-hadits shahih yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan
               Muslim, diantaranya adalah ucapan Rasulullah Saw kepada Imam Ali,


                                            اًدَبأ َ     َكوُحمأ َ     َ لا   ْ    ِ َّ اللّو   :  َ لا   َ    َلاق    ِاللّ   َّ  . َ    َلوُسر   َ    ُح ْ ما


               “Hapuslah kalimat, ‘Rasulul (utusan) Allah’.”

               Imam  Ali  menjawab,  “Tidak,  demi  Allah  aku  tidak  akan  menghapus  engkau  untuk  selama-
               lamanya”  290 . Ini makna “Adab lebih utama dari mengikuti perintah”.

                       Ucapan Rasulullah SAW kepada Abu Bakar,


                                                                                                 ْ
                         َّ
                                                                            ْ
                 َ
                                                                                                         َ
                                                                    َ   ِّ
                                                                                          َ
                                                                                                        َ
                                      ْ َ
                                          َ
                   ِّهْيلَع    ُاللّ   َّ    ىلص    ِّاللّ   َّ      ِّ لوُسر     يَدَي    نْيَب     يِّلصُي  َ         ةَفاحق ُ    َ  يبأ َ      نْبلا    ناَك  َ    ام     ٍ ركَب   وُبأ َ     َلاَقَف    َكُت ْ رمأ  ْ َ  ِّ      ذإ     َتُبثَت  َ     ْ نأ     َ كعنم  ام    َ َ
                          َ
                                                                ِّ ِّ
                                                      َ ْ نأ
                                              َ َ
                                                                                                          َّ
                                                                                                            ملَسو َ
                                                                                                         َ
               “Apa yang mencegahmu untuk menetap ketika aku memerintahkanmu?”.

                       289   Mukhtar ash-Shahhah, pembahasan kata: ر ز ع .
                       290  HR. al-Bukhari dan Muslim.
                                                             212
   207   208   209   210   211   212   213   214   215   216   217