Page 229 - 37 Masalah Populer
P. 229
،هئادعأ نم ةءاربلا ر هظأو - ملاسلا هيلع - يلع ةمامإ ضرعب لوقلا رهظأ نم لوأ وهو ،كلذ لثمب ملسو هيلع الله ىلص يبنلا
ةيدوهيلا نم ذوخأم ضفرلا لصأ نإ :ةعيشلا فلاخ نم لاق كانه نمف هيعلاخم فشاكو
Diriwayatkan oleh sekelompok ulama dari para sahabat Imam Ali –‘Alaihissalam-,
sesungguhnya Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi, lalu masuk Islam dan berkomitmen
mendukung Imam Ali. Ketika masih Yahudi, ia mengatakan bahwa Yusya’ bin Nun pelanjut
Nabi Musa as. Setelah masuk Islam, ia menyatakan kalimat yang sama, Ali pelanjut nabi
Muhammad Saw. Abdullah bin Saba’ orang pertama yang mewajibkan keimaman Ali. Abdullah
bin Saba’ juga yang menyatakan Imam Ali telah berlepas diri dan menyingkap musuh-
musuhnya, berdasarkan itu maka orang-orang yang menentang Syi’ah menyatakan bahwa asal
Syi’ah Rafidhah diambil dari Yahudi 321 .
Kedua, kelompok yang berpendapat bahwa setelah Imam Ali wafat, penggantinya adalah
Muhammad bin Al-Hanafiyyah, karena ia yang dipercaya membawa panji Imam Ali dalam
peperangan di Bashrah. Mereka mengkafirkan semua yang menolak keimaman Ali. Mereka juga
mengkafirkan orang-orang yang ikut perang Shiffin dan perang Jamal melawan Ali. Mereka
disebut al-Kaisaniyyah 322 .
Ketiga, kelompok ini meyakini bahwa setelah Imam Ali wafat, keimaman berpindah ke al-
Hasan. Setelah al-Hasan menyerahkan khilafah kepada Mu’awiyah, maka keimaman berpindah
ke al-Husain. Namun mereka juga tidak sependapat, sebagian mereka berpendapat bahwa setelah
al-Hasan, keimaman berpindah ke al-Hasan bin al-Hasan yang bergelar ar-Ridha. Perselisihan
internal di kalangan Syi’ah ini membuktikan bahwa keimaman itu tidak seperti yang mereka
nyatakan bahwa nabi Muhammad Saw sudah menuliskan secara teks.
Syi’ah Rafidhah.
Kata rafidhah ةضفارلا diambil dari kata rafadha. Rafidhah diambil dari ucapan Imam Zaid bin
Ali,
ةميأ ىلع ورخلا ى ريو رمعو ركب ابا ىلوتيو الله لوسر باحصا رئاس ىلع بلاط ىبا نب ىلع لضعي ىلع نب ديز ناكو
هنم هعمس نم ىلع كلذ ركنأف رمعو ركب ىبا ىلع نعطلا مهضعب نم امس هوعياب نيذلا هباحصا يف ةفوكلاب رهظ املف روجلا
ينومتضفر مهل ديز لوقل ةضفارلا اومس مهنا لاقيف ينومتضفر مهل لاقف هوعياب نيذلا هنع قرعتف
Imam Zaid bin Ali lebih mengutamakan Imam Ali daripada para shahabat Rasulullah Saw yang
lain, tapi beliau tetap berkomitmen kepada Abu Bakar dan Umar, ia juga berpendapat wajib
melawan pemimpin yang jahat. Ketika di Kufah muncul para sahabat yang membai’atnya, ia
mendengar sebagian dari mereka mencela Abu Bakar dan Umar. Imam Zaid mengingkari
Al-Hasan bin Musa an-Naubakhti dan Sa’ad bin Abdullah al-Qummi, Firaq asy-Syi’ah, (Dar ar-
321
Rasyad), hal.32.
322 Ibid.
229