Page 73 - 37 Masalah Populer
P. 73

MASALAH KE-3: MEMAHAMI AYAT DAN HADITS MUTASYABIHAT.

               Ada ayat-ayat dan hadits-hadits yang mutasyabihat (mengandung kesamaran makna), tidak dapat
               difahami  secara  tekstual,  jika  difahami  secara  tekstual,  maka  akan  terjerumus  kepada  tasybih
               (penyerupaan Allah Swt dengan makhluk) dan tajsim (penjasmanian wujud Allah Swt). Misalnya
               ayat:


                                                              ْ
                                                    ى َ وَتْسا  ِ ش ْ رَعلا ىَلَع ُن َ مْح َّ رلا
               “(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy”. (Qs. Thaha [20]: 5). Jika
               kita memahami ayat ini secara tekstual, maka kita akan menyamakan Allah Swt dengan seorang
               manusia yang duduk di atas kursi. Maha Suci Allah Swt dari sifat seperti itu, karena Allah Swt
               itu:

                                                    ْ                 ْ
                                                                 ْ
                                                  ُ ري ِ صَبلا ُاي ِمَّسلا  َ وُه َ و ٌءيَش ِهِلثِمَك  َ سْيَل
               “Tidak  ada  sesuatupun  yang  serupa  dengan  Dia,  dan  Dia-lah  yang  Maha  Mendengar  dan
               Melihat”. (Qs. Asy-Syura [42]: 11).


                       Maka dalam memahami ayat-ayat dan hadits-hadits yang semakna dengan ini, para ulama
               sejak zaman para shahabat, tabi’in, tabi’ at-tabi’in, hingga sampai saat ini memahami ayat-ayat
               mutasyabihat dengan dua metode:




               Metode Pertama: Tafwidh (Menyerahkan maknanya kepada Allah Swt).

               Dalil mereka adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah:

                        ْ
                  ُ
                                                                                                   َ َ
                                                           َ
                                                 ْ
                          ُ
                                                                                                 ْ   َ
                ُ رَخأ َ و  ِباَتِكلا مأ  َّنُه  ٌتا َ مَكْح ُ م  ٌتاَيآ ُهْن ِم  َ باَتِكلا  َكْيَلَع َلَزْنأ يِذَّلا  َ وُه {     مَّلَس َ و ِهْيَلَع  َّ اللّ ىَّلَص ِ َّ اللّ ُلوُس َ ر لاَت    تَلاق ةَشِئا ع ن   َع
                                                                              ُ
                                                                     َ
                          ُْ
                                              ْ
                                 ْ
                                                         ْ
                                                                                َ
                                                                                         ُ
                                                                                                   َ َ
                َنوُخِسا َّ رلا َ و  َّ اللّ  َّ لاِإ ُهَليوأَت مَلْعَي اَم َ و ِهِليوأَت َءاَغِتْباَ و ِةَنْتِعلا َءاَغِتْبا ُهْن ِم َهَباَش   َت ا َ م  َنوُعبَّتَيف  ٌغْي َز  ْ مهبوُلق يِف  َنيِذَّلا ا َّ مأف  ٌتاَهباَشَت ُ م
                         ُ
                                             ِ
                                                                                      ِ ِ
                                                                                                         ِ
                                 ِ
                                                                              ِ
                                    ُ
                                                                                                        ْ ْ
                                                              ْ َ
                                                                    ُ
                                                                         َّ
                      َ
                         َ
                                                    َ
                َنيِذَّلا  ْ مُتْيأ َ ر اذِإ مَّلَس َ و ِهْيَلَع  َّ اللّ ىَّلَص    ِ َّ اللّ ُلوُس َ ر َلاق  ْتَلاق َ    } ِباَبل ْ لأا وُلوأ  َّ لاِإ  ُ رَّكذَي ا َ م َ و اَن ب َ ر ِدْنِع  ْ نِم ٌّلُك ِهب اَّن َ مآ َنوُلوُقَي  ِ ملِعلا يِف
                                    ُ
                           َ
                                                                                            ِ
                                                                                ِ
                                                                         َ
                                                                           َ
                                                                                           ُ َ
                                                                                    َ
                                                                        ْ مُهو ُ رذْحاف  َّ اللّ ىَّ مَس    نيِذَّلا َكِئَلوأف ُهْنِم َهَباَشَت ا َ م َنوُعبَّتَي
                                                                                                           ِ
                                                                             ُ
               Dari  Aisyah,  ia  berkata,  “Rasulullah  Saw  membacakan  ayat:  “Dia-lah  yang  menurunkan  Al-
               Kitab  (Al-Quran)  kepada  kamu.  Di  antara  (isi)  nya  ada  ayat-ayat  yang  muhkamaat,  itulah
               pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang
               dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
               mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, padahal
               tidak  ada  yang  mengetahui  ta'wilnya  melainkan  Allah.  Dan  orang-orang  yang  mendalam
               ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi
               Tuhan  kami”.  Dan  tidak  dapat  mengambil  pelajaran  (daripadanya)  melainkan  orang-orang
               yang berakal”. (Qs. Ali ‘Imran [3]: 7). Rasulullah Saw bersabda, “Apabila kamu melihat orang-
               orang  yang  memperturutkan  (membahas)  ayat-ayat  mutasyabihat,  maka  mereka  itulah  yang
               disebut Allah (orang yang sesat), maka jauhilah mereka”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
                                                             73
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78