Page 37 - Naskah Akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Pada Pendidikan Dasar dan Menengah (2)
P. 37
tidak hanya menghafal konsep, tetapi juga yang logis dan efisien. Dengan
menerapkannya dalam situasi nyata, menerapkan computational
sehingga meningkatkan pemahaman mereka thinking, peserta didik tidak
secara mendalam. hanya belajar cara membuat
kode, tetapi
Selain itu, pembelajaran berbasis masalah juga memahami cara
(problem based learning) menjadi dasar berpikir yang dapat
penting karena koding dan KA menuntut diterapkan dalam berbagai
peserta didik untuk berpikir kritis dan logis disiplin ilmu, seperti sains,
dalam menyelesaikan masalah yang ekonomi, dan bahkan seni.
kompleks. Proses ini membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan Di samping itu, teori
analitis dan pemecahan masalah secara konektivisme yang
sistematis, yang menjadi keterampilan dikembangkan oleh George
esensial di era digital. Dalam hal ini, teori Siemens (2004) makin
kecerdasan majemuk dari Howard Gardner memperkuat relevansi
(1683) juga mendukung pengajaran koding pembelajaran KA, karena
dan KA, karena kedua bidang ini dapat teknologi
mengakomodasi berbagai jenis berbasis data memungkinkan
kecerdasan. Misalnya, kecerdasan logis- peserta didik untuk belajar
matematis terasah melalui pemrograman, dari berbagai sumber digital.
kecerdasan visual-spasial berkembang melalui Melalui konektivisme, peserta
desain antarmuka atau pemodelan data, dan didik dapat berkolaborasi
kecerdasan interpersonal dapat diperkuat secara global melalui
melalui kerja tim dalam projek teknologi. komunitas open-source,
platform pembelajaran
Lebih jauh, pembelajaran koding juga erat daring, serta jaringan
kaitannya dengan konsep computational profesional yang
thinking yang diperkenalkan oleh Jeanette mempercepat transfer
Wing (2006). Konsep ini melatih peserta didik pengetahuan. Kemampuan
dalam berpikir sistematis melalui teknik ini sangat
decomposition, yaitu memecah dibutuhkan dalam era digital
masalah besar menjadi bagian kecil, pattern yang terus berkembang,
recognition untuk mengenali pola dalam data, terutama dalam membangun
abstraction dalam menyaring informasi keterampilan 6C (Character,
penting, serta algorithmic Citizenship, Critical Thinking,
thinking yang memungkinkan mereka Creativity, Collaboration,
menyusun solusi dalam langkah-langkah Communication), yang
menjadi kompetensi utama
abad ke-21.
Dalam konteks Kurikulum