Page 21 - Prototipe E-Modul Sistem Koordinasi Ajeng Fadhillah
P. 21

Sistem Koordinasi Manusia



               yaitu 8 pasang saraf servikalis, 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5
               pasang saraf sakralis, dan 1 pasang saraf koksigeal (Gambar 1.10).






































                Gambar 1.10 Penampang Posterior Sumsum Tulang Belakang dan Saraf Spinal
                                          Sumber: Tortora & Derrickson (2009)

                     Berdasarkan  arah  impuls  yang  dibawanya,  sistem  saraf  tepi  dibagi  menjadi
               sistem saraf  aferen dan sistem saraf  eferen. Sistem saraf  aferen membawa impuls
               dari  reseptor  menuju  ke  sistem  saraf  tepi.  Sedangkan  saraf  eferen,  membawa
               instruksi dari sistem saraf tepi menuju organ efektor otot atau kelenjar. Sistem saraf
               aferen dibagi menjadi dua, antara lain sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.
               a)  Sistem Saraf Somatik
                    Sistem  saraf  somatik  mencakup  saraf  sensorik  dan  motorik.  Neuron  sensorik
               menyampaikan impuls dari reseptor untuk indra somatik (taktil, termal, nyeri, dan
               sensasi  proprioseptif  dan  dari  reseptor  untuk  indra  khusus  (penglihatan,
               pendengaran,  rasa,  penciuman,  dan  keseimbangan.  Semua  sensasi  ini  biasanya
               dirasakan secara sadar (Tortora & Derrickson, 2009).
               b)  Sistem Saraf Otonom
                    Sistem  saraf  otonom  mengontrol  fungsi-fungsi  rutin  seperti  laju  metabolisme,
               kerja dan tonus otot-otot internal, dan memelihara kekonstanan unsur-unsur dalam
               darah,  limfe,  dan  cairan  jaringan  (Tenzer,  dkk.,  2014).  Berdasarkan  fungsinya,
               sistem saraf otonom dibagi menjadi dua yakni sistem saraf simpatis dan sistem saraf
               parasimpatis. Kedua sistem saraf ini memiliki fungsi yang bertolak belakang, tetapi
               justru  dengan  perbedaan  fungsi  ini  menyebabkan  sistem  saraf  otonom  memegang
               peranan  dalam  menjaga  homeostasis  viseral  tubuh  Tabel  1.3  (Tenzer,  dkk.,  2014).


                                                                                                       21
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26