Page 76 - JALUR REMPAH
P. 76

62 | Jalur Rempah dan Dinamika Masyarakat Abad X - XVI


               diasumsikan sebagai peranan utama untuk menggalang hegemoni penguasa
               Jawa. Sepertinya barang-barang nonprestise asal luar negeri, khususnya besi
               dan barang celup, ini dapat terlihat di daftar pasar lokal dan tidak disangsikan
               dapat diperoleh di  pasar setempat melalui  jaringan perdagangan pribumi.
               Pedagang-pedagang Jawa yang membawa  komoditi ini ke pedesaan, yang
               mereka peroleh di pelabuhan Jawa Timur. Kemudian mereka pertukarkan di
               pedesaan dengan produk-produk setempat, khusunya beras yang dipasarkan
               di pelabuhan pesisir.  Di kemudian hari pada puncak perniagaan abad ke-16,
                                   87
               dari pelabuhan ini beras dikirim bersamaan dengan pakaian dari India menuju
               ke kepulauan Indonesia bagian timur, di mana komoditi itu dipertukarkan
               dengan rempah-rempah.

                   Di Jawa, permintaan untuk ekspor beras dipromosikan secara bertahap
               dengan penyatuan jaringan pasar dalam negeri berkaitan dengan pelabuhan
               pesisir Jawa. Di masa era Majapahit telah berkembang sistem jalan raya besar
               untuk melayani penambahan sistem sungai di Jawa. Pada abad ke-14 seluruh
               jalan mengarah pada keraton  Majapahit, menghubungkan wilayah penting
               yang kekurangan rute sungai ke ibukota. 88

                   Dalam  Negarakertagama  kronik  kraton  abad  ke-14  menyebutkan,  jalan
               penyeberangan dekat kraton  kerajaan digambarkan sebagai berikut “bagian
               selatan tempat  pasar, itulah jalan persimpangan, suci, mengangumkan.”
                                                                                         89
               Puisi penyucian sistem jalan mendekati antar seksi keraton mencerminkan
               pandangan kerajaan Majapahit terhadap jaringan jalan raya yang penting bagi
               kekuasaan secara keseluruhan. Nilai jaringan itu mencakup dua hal, politik dan
               ekonomi. Penguasa dan rombongannya secara periodik berjalan sepanjang
               jaringan jalan, apa yang digambarkan dalam Negarakertagama sebagai “gerak
               maju kerajaan” untuk menerima penghormatan personal dari berbagai kerajaan
               taklukkan dan untuk mengkonfirmasi otoritas kerajaan atas wilayah yang jauh
               yang raja tidak secara langsung mengurusnya. 90

                   Jaringan jalan raya juga alat untuk mengangkut beras dan barang dagangan



                   87  Wisseman Christie. Op.cit., Javanese Market…, hlm. 344-81
                   88  Schrieke. Indonesian Sociological Studies. I: Selected Writings: II: Ruler and Realm in Early Java.
               The Hague: W.van Hoeve, 1957, hlm. 103.
                   89  Untuk hal ini lihat. Pigeaud. Op.cit. Java in The Fourteenth Century. Vol. IV, hlm. 3-9.
                   90  Pigeaud. Ibid., Java in The Fourteenth Century … hlm. 24.
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81