Page 57 - Kelas XII. 4. Negara Maju dan Berkembang
P. 57
Unit Pembelajaran
Negara Maju dan Berkembang
b. Struktur Angkatan Kerja
Di negara-negara berkembang sebagian besar angkatan kerja (>50%) bekerja
pada sektor pertanian dan sektor produksi primer non pertanian. Jan
Timbergen (1973) mengemukakan bahwa sebagian besar penduduk di
negara sedang berkembang bekerja di sektor pertanian dan pertambangan
yang dapat dianggap sebagai dua produksi utama. Banyaknya angkatan kerja
di sektor pertanian di samping karena metode pengolahan lahan yang masih
tradisional juga disebabkan lapangan kerja di sektor non-pertanian tidak
banyak tersedia.
Di negara-negara maju penduduk yang bekerja di sektor pertanian umumnya
sangat kecil (lebih kurang 10%). Hal ini di samping karena diterapkannya
teknologi tinggi di sektor pertanian yang tidak banyak memerlukan tenaga
kerja dan hasil pertaniannya sangat elastis (bisa diatur sesuai kebutuhan),
juga dikarenakan oleh terbukanya lapangan kerja di luar sektor pertanian
yang memberikan penghasilan yang kurang lebih sama baiknya.
Semakin tinggi tingkat pembangunan ekonomi suatu wilayah ada
kecenderungan semakin menyusut jumlah angkatan kerja yang bekerja di
sektor primer, yang diikuti dengan semakin meningkatnya jumlah angkatan
kerja di sektor sekunder dan sektor tersier. Dari berbagai studi dan laporan
dari negara-negara berkembang menunjukkan bahwa kecenderungan
semacam itu mulai terlihat walaupun dengan laju kecepatan yang berbeda-
beda (Wheeler, 1981:52).
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Amerika serikat terungkap bahwa
perbandingan persentase angkatan kerja antar sektor menunjukkan adanya
perubahan dengan pola tertentu, di mana sektor primer yang semula
persentase angkatan kerjanya paling besar cenderung semakin menurun
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi wilayah sehingga akhirnya menjadi
yang paling rendah. Sementara itu sejalan dengan fluktuasi perkembangan
industrialisasi dan jasa-jasa, persentase sektor sekunder (industri) dan
267